Tangis Haru Ratusan WNI Korban Online Scam, Akhirnya Kembali ke Tanah Air setelah Terjebak Sindikat
Momen tangis haru terjadi saat Menteri Luar Negeri Sugiono menjemput kepulangan 400 warga negara Indonesia korban perdagangan orang online scamming
Editor: Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen tangis haru terjadi saat Menteri Luar Negeri Sugiono menjemput kepulangan 400 warga negara Indonesia korban perdagangan orang online scamming dari Myawaddy, Myanmar, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa (18/3/2025).
Sugiono terlihat sudah menanti kedatangan pesawat yang mengangkut 400 WNI tersebut sejak pagi.
Setelah pesawat mendarat, Sugiono langsung bergegas menuju area apron untuk menyambut para WNI yang turun dari pesawat.
Para WNI lalu bergantian memeluk Sugiono.
Tangisan pun pecah berulangkali di pundak Sugiono. Mereka berterima kasih karena berhasil pulang ke Tanah Air dengan selamat dan sehat.
“Terima kasih Pak,” ujar mereka. Sugiono pun meresponsnya dengan menepuk pundak mereka satu per satu dalam pelukan.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Berhasil Memulangkan 554 WNI Korban Online Scam di Myanmar
Beberapa pun bahkan bersujud ketika baru turun dari pesawat.
Proses pemulangan dilakukan melalui jalur darat dari Myawaddy , Myanmar ke wilayah Thailand. Setelah itu, ratusan WNI dibawa ke Indonesia menggunakan pesawat carter.
Sebanyak 313 WNI itu merupakan laki-laki dan 87 perempuan. Enam di antaranya dalam kondisi hamil.
“Kepada WNI yang tiba di indonesia selamat datang kembali. semoga bisa lekas kembali berkumpul bersama keluarga,” ujar Sugiono.
Ia punmengingatkan kepada masyarakat Indonesia yang memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri untuk menggunakan jalur-jalur yang resmi.
“Jalur yang legal jalur-jalur yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan mudah terpengaruh oleh iming iming atau janji-janji yang tidak jelas,” kata Sugiono.
Baca juga: Cerita WNI Jadi Online Scam di Kamboja & Myanmar: Tak Digaji, Disiksa, Ditarget 4.000 Dolar Perbulan
Selama di Myanmar, ratusan WNI itu dipaksa bekerja di bawah tekanan sekaligus menjadi sasaran penyiksaan.
Mereka bekerja di markas sindikat online scamming dan mengalami berbagai tekanan, kekerasan fisik seperti pukulan dan penyetruman.
Bahkan para korban juga diancam akan diambil organ tubuhnya jika tidak memenuhi target pekerjaan yang diberikan oleh para pelaku.
Selain itu, para korban juga tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan keluarga. Paspor disita, dan mereka dikurung di lokasi tertutup tanpa akses keluar.
Kepulangan 400 WNI dari Myanmar ini merupakan hasil kerja Tim Pelindungan WNI KBRI Bangkok, Kementerian Luar Negeri, Divhubinter Polri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.