Bursa Perdagangan Kripto Dinilai Tingkatkan Kepercayaan Investor
Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang melakukan pematangan untuk mendirikan bursa perdagangan kripto di Indonesia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang melakukan pematangan untuk mendirikan bursa perdagangan kripto di Indonesia.
Bursa perdagangan kripto ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.
COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) mengatakan, aset kripto pada saat ini bertumbuh positif, di mana data Kemendag per Juli 2021 terdapat 7,4 juta investor berinvestasi aset kripto.
"Kami sangat mendukung hal ini, karena adanya bursa kripto akan sangat membantu meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di aset kripto, serta menciptakan iklim ekosistem aset kripto yang matang," kata Manda saat dihubungi, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Harga Sempat Melambung, Kripto Squid Game Ternyata Penipuan, Investor China Rugi Rp 394,8 Juta
Menurutnya, kehadiran bursa kripto di Indonesia akan menunjukkan kripto menjadi salah satu instrumen investasi yang diakui, dan potensial bagi pemerintah.
"Saran kami, bursa kripto memiliki indepensi yang harus terjaga, serta prosedural sistem yang berpihak pada pedagang aset kripto," tutur Manda.
Penipuan Squid Game
Sementara itu dari kabar perdagangan kripto global, Binance sedang menyelidiki Squid Game dan menganggapnya sebagai penipuan.
Baca juga: Berikut Daftar Negara yang Legalkan dan Larang Mata Uang Kripto
Bursa kripto itu juga lagi menjajaki opsi untuk membantu mereka yang dirugikan oleh kripto yang terinspirasi dari drakor populer Squid Game tersebut.
Termasuk, “Membuat daftar hitam alamat yang berafiliasi dengan pengembang dan menyebarkan analitik blockchain untuk mengidentifikasi aktor jahat (di balik Squid Game),” kata juru bicara Binance kepada CoinDesk, Rabu (3/11).
Binance juga akan memberikan temuan mereka terkait Squid Game kepada petugas penegak hukum di yurisdiksi yang sesuai.
Baca juga: Harga Bitcoin yang Cukup Tinggi, Sempat Jatuh Kini Makin Perkasa
Protokol play-to-earn Squid Game dibangun di Binance Smart Chain (BSC). Tapi, Binance menekankan, BSC adalah ekosistem open-source sehingga mereka tidak memiliki pengawasan atas proyek yang dibangun di jaringan itu.
“Jenis proyek penipuan ini telah menjadi terlalu umum di ruang DeFi karena investor kripto spekulatif yang mencari moon shot berikutnya dengan cepat berinvestasi dalam proyek tanpa melakukan uji tuntas yang sesuai,” ungkap juru bicara Binance.
Squid Game sempat membuat heboh dengan melonjak ke harga US$ 2.861,8. SQUID memiliki debut yang solid. Baru meluncur 26 Oktober lalu dengan harga US$ 0,01, Squid Game melesat ke US$ 2.861,8 pada 2 November.
Dalam waktu tiga jam, harga Squid Game pada Selasa (2/11) menggelembung, dari US$ 89 menjadi US$ 2.861,8. Tapi, lima menit kemudian, harga SQUID terjun bebas ke posisi terendah US$ 0,0007926.
Melansir CoinDesk, pengembang Squid Game mengatakan, mereka telah meninggalkan proyek kripto itu. Menurut Binace, pengembang SQUID tampaknya menggunakan Tornado Cash untuk menutupi jejak mereka.
Mengacu data CoinMarketCap, harga Squid Game pada Kamis (4/11) ada di US$ 0,08503 atau naik 1.858,36% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 61,23 juta. (Tribunnews.com/Kontan)