Harga Bitcoin Anjlok ke Level 43 Ribu Dolar AS, Apa Penyebabnya?
Mata uang kripto yang dikenal dengan Bitcoin anjlok parah mencapai ke level 43.058,75 Dolar AS di awal 2022.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata uang kripto yang dikenal dengan Bitcoin anjlok parah mencapai ke level 43.058,75 Dolar AS di awal 2022.
Dilansir dari CoinDesk.com, penurunan harga Bitcoin terjadi pada awal 2022 dimulai sejak Kamis (6/1/2022).
Dalam pergerakan 24 jam terakhir, harga mata uang Bitcoin turun drastis ke level 43.218,17 Dolar AS. Kemudian pada Jumat (7/1/2022) Bitcoin Kembali turun hingga mencapai 42.496 Dolar AS.
Baca juga: Tahun 2022 Diprediksi Jadi Fase Lebih Sulit Buat Bitcoin
Para pakar menilai, tahun 2022 merupakan tahun tersulit bagi Bitcoin lantaran terus menurunnya nilai harga dari mata uang kripto satu ini.
Tak hanya Bitcoin saja, ternyata penurunan harga nilai juga menimpa, Ethereum yang turun 12% menjadi 3.411,92 Dolar AS dan disusul amblesnya nilai Solana sebanyak 12% menjadi 148,58 Dolar AS.
Faktor utama dari anjloknya nilai mata uang yaitu akibat dari Langkah bank Sentral AS( The Federal Reserve/The Fed) yang berencana melakukan shrinking atau penyusutan terhadap mata uang mereka yang kemudian berdampak pada naiknya suku bunga.
Diperhitungkan neraca keuangan AS mengalami pembengkakkan mencapai 8,3 triliun Dolar AS atau senilai 118,845 triliun rupiah.
Faktor lainnya, yaitu akibat imbas dari varian Omicron yang kemudian berdampak pada penurunan nilai Bitcoin. Dengan menurunnya harga nilai Bitcoin menyebabkan pasar crypto dan saham mengalami kerugian besar.
Baca juga: Terkerek Pasar Kripto, Harga Bitcoin Ikut Anjlok
Lebih dari 200.000 posisi dilikuidasi dalam 24 jam terakhir, dimana AS menjadi wilayah dengan kerugian yang besar.
Sementara itu Ethereum (ETH) juga turut mengalami likuidasi lebih dari 164 juta dollar AS. Hal serupa juga dirasakan Pedagang Altcoin meski mengalami kerugian yang relatif kecil, dengan pedagang Solana (SOL) dan XRP yang masing-masing mengalami kerugian 18 juta dan 16 juta dollar AS.
Meski turun hampir 5% selama awal 2022 dan belum diketahui secara pasti apakah nilai Bitcoin akan mengalami kenaikan, namun sejauh ini Bitcoin tetap menjadi mata uang kripto terfavorit dan memiliki market capitalization terbesar di dunia.