Jadi Taksi Online Unggulan di Masa Depan, Uber Berencana Terima Pembayaran Via Kripto
Uber kini berencana mengubah sistem pembayaran tunainya menjadi pembayaran lewat cryptocurrency.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagai pelopor perusahaan ride-hailing atau pemesanan kendaraan melalui aplikasi online pertama di dunia, Uber kini berencana mengubah sistem pembayaran tunainya menjadi pembayaran cryptocurrency.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh CEO Uber, Dara Khosrowshashi. Dikutip dari NYP, kabar ini tentunya disambut baik terutama bagi pengguna Uber. Meski begitu, nampaknya rencana ini tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Baca juga: ZipangCoin, Inovasi Perusahaan Jepang Buat Harga Kripto Terikat dengan Harga Emas
Hal ini dikarenakan pihak perusahaan, kini tengah melakukan pertimbangan lebih dalam mengenai sisi positif serta sisi negatif dari penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayarannya nanti.
“Apakah Uber akan menerima crypto di masa depan? Tentu saja, di beberapa titik,” ujar Khosrowshahi.
Ide ini diambil, lantaran perusahaan menilai mekanisme transaksi pembayaran yang digunakan saat ini, cenderung mahal dan dianggap tidak ramah lingkungan.
Baca juga: Bappebti: Investor yang Bertransaksi Aset Kripto Terdaftar Dapat Perlindungan Regulasi
Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan efek penggunaan Bitcoin yang dianggap praktis, murah serta ramah lingkngan, inilah yang kemudian membuat Uber melirik penggunaan mata uang kripto.
“Karena mekanisme pertukaran menjadi lebih murah, menjadi lebih ramah lingkungan, saya pikir Anda akan melihat kami lebih condong ke kripto,” jelas Khosrowshahi.
Sebagai tambahan,selain menggunakan pembayaran tunai bagi para penggunanya. Saat ini Uber juga telah memberlakukan pembaharuan baru yaitu dengan pembayaran sistem kredit dan debit.
Bahkan Uber juga meluncurkan platform pembayaran bernama Uber Wallet, sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengisi ulang saldo dengan menggunakan kartu kredit via aplikasi.
Meski volatilitas cryptocurrency saat ini cenderung bearish, namun hal tersebut tak membuat beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, Tesla serta McDonald's mengurungkan niatnya menggunakan mata uang kripto sebagai alat pembayaran.