Ini Alternatif Lain dari Investasi Crypto Ala Bank Sentral Swiss
para investor tak perlu berinvestasi secara langsung dalam cryptocurrency, jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Popularitas kripto yang kian meningkat, membuat sebagian orang tergiur untuk mencoba berinvestasi pada mata uang digital tersebut. Namun sayangnya, tak semua investor paham akan risiko besar yang harus dihadapi saat berinvestasi menggunakan uang kripto.
Banyaknya risiko yang menghantui para investor kripto membuat bank sentral Swiss, UBS menerbitkan beberapa strategi khusus bagi investor baru yang ingin berinvestasi tanpa menimbulkan banyak kerugian.
Dalam laporan Analis bank sentral Swiss, yang dipimpin oleh Kepala Investasi UBS Mark Haefele, pihaknya menyarankan agar para investor tak perlu berinvestasi secara langsung dalam cryptocurrency, jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar.
Baca juga: Benarkah Peredaran Aset Kripto Bisa Ancam Stabilitas Keuangan Global ?
“Ada beberapa cara utama investor dapat mengakses potensi ini sambil menghindari volatilitas tinggi dan risiko regulasi memegang Bitcoin atau kripto saingannya,” tambah Haefele analis UBS, dikutip dari Yahoo Finance.
Hal pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan cara bekerjasama dengan platform perusahaan yang merangkul aplikasi berbasis DLT atau digital peer-to-peer terdesentralisasi.
Selanjutnya investor juga bisa menerapkan strategi yang kedua, dengan cara berinvestasi pada perusahaan yang memiliki saham di industri cryptocurrency seperti misalnya Coinbase (COIN).
Baca juga: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Malah Melonjak Selama Pandemi
Dengan kedua strategi ini, diharap agar para investor bisa mendapat eksposur yang besar dengan risiko kerugian yang lebih kecil. Selain itu kedua strategi yang melibatkan perusahaan teknologi jaringan blockchain kripto ini, dianggap bisa menciptakan ruang investasi yang aman dan nyaman bagi investor.
Mengingat penurunan drastis pada Bitcoin pada November tahun lalu telah merusak dua pertahanan paling umum dari kelas aset, seperti memicu munculnya aset keuangan tradisional pasar saham. Serta menimbulkan rasa ketidakpercayaan publik atas nilai kripto karena adanya fluktuasi yang membuat nilai mata uang digital sering berubah – ubah.