Harga Aset Kripto Ambruk, Harga Bitcoin Turun Hingga Terendah Dalam 18 Bulan
Mengacu data CoinMarketCap pada Senin pukul 16.15 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 24.158,64 atau anjlok 12,38% dalam 24 jam terakhir.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - Sempat menguat beberapa hari pada pekan lalu, pasar aset kripto awal pekan ini kembali ambruk.
Pada perdagangan Senin (13/6/2022) sebagian besar aset kripto ternama anjlok hingga dua digit.
Bitcoin jatuh 12 % ke level US$ 24.000, ini menjadi harga terendah sejak 18 bulan terakhir.
Mengacu data CoinMarketCap pada Senin pukul 16.15 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 24.158,64 atau anjlok 12,38 % dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambles Parah ke Posisi 25.000 Dolar, Terendah Sejak 18 Bulan Terakhir
Harga Ethereum turun 17,20 % menjadi US$ $1,217.68, Solana merosot 20,25 % ke posisi US$ 26,30, dan Avalanche melorot 21,12 % jadi US$ 14,88.
Sementara harga mata uang berbasis meme, Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing turun 18,09 % menjadi US$ 0,05419 dan 14,11 % ke US$ 0,000007589.
Kemerosotan harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya menggarisbawahi tingkat kewaspadaan risiko investor, yang semakin waspada terhadap aset berisiko.
"Altcoin (mata uang kripto alternatif) secara historis berkinerja buruk selama Bitcoin dalam fase bearish," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull, kepada CoinDesk.
Baca juga: Pasar Digital Bergejolak, Jumlah Pemasangan ATM Bitcoin Turun, Terendah Sejak 2019
"Dan, saat ini mereka memiliki tekanan tambahan dari hambatan peraturan potensial, mengingat sifat penerbitannya, terutama melalui penjualan token dan semacamnya," ujarnya.
"Pasar kripto akan tetap sangat rapuh, seperti yang ditunjukkan oleh reaksi negatif terhadap angka inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan," sebut First Republic.
"Kami perkirakan, kerapuhan ini akan terus mengganggu pasar," imbuh First Republic dalam tinjauan mingguan untuk investor, seperti dikutip CoinDesk. (SS Kurniawan)