Nilai Bitcoin Anjlok dan Terus Meredup di Zona Merah, Alami Penurunan hingga 7,12 Persen
Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar terus bergerak di zona merah dalam 24 terakhir.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar terus bergerak di zona merah dalam 24 terakhir.
Hari ini, Minggu (19/6/2022) tepatnya pada pukul 18.28 WIB, nilai Bitcoin (BTC) terus meredup di zona merah.
Bahkan nilai Bitcoin ini mengalami penurunan hingga 7,12 persen dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Dilansir Kompas.com, penurunan 7,12 persen di level 19.016 dollar AS tersebut setara dengan Rp 275 juta (kurs Rp 14.500 per dollar AS).
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok, Nilainya Merosot ke Bawah 20.000 Dolar AS
Tak hanya itu, pergerakan Bitcoin dalam seminggu terakhir juga mencatat kontraksi sebesar 33 persen.
Selanjutnya untuk Ethereum (ETH) dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua juga mengalami penurunan sebesar 8,59 persen dalam 24 jam terakhir pada level 993,05 dollar AS.
Lalu ada Tether (USDT) yang anjlok 0,03 persen posisi 0,998 dollar AS, dan USD Coin melemah 0,02 persen pada 1 dollar AS.
Selain itu ada juga pelemahan yang terjadi pada aset kripto BNB yang terkoreksi 8,73 persen pada level 197,19 dollar AS.
Baca juga: Update Harga Kripto, Nilai Bitcoin Anjlok di Zona Merah Turun 7,12 Persen
Dilanjutkan Binance USD yang turun 0,24 persen menjadi 0,99 dollar AS.
Kemudian Cardano (ADA) pagi ini melemah sebesar 6,37 persen dan diperdagangkan pada level 0,45 dollar AS.
XRP turun 4,19 persen pada posisi 0,30 dollar AS, Dogecoin melemah 7,06 persen di level 0,05 dollar AS.
Solana (SOL) menjadi satu-satunya aset kripto dengan 10 kapitalisasi pasar terbesar yang bergerak di zona hijau.
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Harga Bitcoin dkk Kembali Menguat
Solana mengalami kenaikan sebesar 2,95 persen di level 31,77 dollar AS.
Perlu diketahui Bitcoin sempat turun di bawah level harga 18.500 dollar AS untuk pertama kalinya pada Sabtu (18/6/2022) waktu setempat.
Hal tersebut menyebabkan Bitcoin diperdagangkan pada 18.319 dollar AS, atau level terendah dalam 18 bulan terakhir.
Kapitalisasi pasar Bitcoin pun merosot menjadi sekitar 350 miliar dollar AS, atau turun 73 persen dari nilai tertinggi sepanjang masa pada November 2021.
Hingga minggu ini, mata uang kripto itu gagal rebound kembali ke kisaran 20.000 dollar AS hingga 23.000 dollar AS.
Baca juga: Harga Bitcoin dan Ethereum Berguguran Kini Makin Menyusut, Ini Sebabnya
The Fed Umumkan Kenaikan Suku Bunga
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Pasar keuangan global secara cepat bereaksi terhadap keputusan Federal Reserve AS atau The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, pada Rabu (15/6/2022).
Ini menjadi kenaikan terbesar dalam 28 tahun terakhir, disaat The Fed berjuang menekan inflasi yang melonjak.
Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan harga Bitcoin (BTC) dan pasar cryptocurrency jatuh di awal-awal perdagangan pada Rabu kemarin karena adanya desas-desus runtuhnya dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC), di saat pasar kripto menghadapi krisis likuiditas yang menimpa perusahaan peminjaman kripto Celcius Network.
Menyusul pengumuman yang diberikan Ketua The Fed, Jerome Powell yang menyatakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, harga Bitcoin sempat melonjak menjadi 22,5 ribu dolar AS, sebelum akhirnya turun menjadi 21,5 ribu dolar AS, pada hari ini Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok Hingga 10,42 Persen Ethereum Menyusul, Berikt Penyebabnya
Altcoin juga mengalami kenaikan singkat, karena perkiraan mengerikan mengenai kenaikan suku bunga sebesar 100 basis poin gagal terwujud.
Tidak lama setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga, prediksi mengenai kapan The Fed akan memangkas suku bunga mulai bergulir.
Sebagian besar analis memperkirakan bank sentral AS mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024.
Alasan utama The Fed menaikan suku bunga adalah untuk mengatasi inflasi yang melonjak sebesar 8,6 persen dari tahun lalu.
Secara keseluruhan, pasar kripto tampaknya telah memperhitungkan mengenai kenaikan suku bunga ini, karena harga aset digital relatif datar setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Berdasarkan data dari Cointelegraph, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan saat ini mencapai 931 miliar dolar AS, dan Bitcoin mendominasi kapitalisasi dengan 44,5 persen.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nur Febriana Trinugraheni Fika Nurul Ulya)