Terimbas Bearish Pasar Kripto, Pinjaman Penambang Bitcoin Membengkak Hingga 4 Miliar
Resesi berkepanjangan yang tengah menimpa pasar cryptocurrency, telah membuat para penambang bitcoin kesulitan untuk membayarkan pinjaman
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Resesi berkepanjangan yang tengah menimpa pasar cryptocurrency, telah membuat para penambang bitcoin kesulitan untuk membayarkan pinjaman mereka.
Bahkan para analis memprediksi saat ini total pinjaman para penambang Bitcoin telah tembus hingga 4 miliar dolar AS.
Jumlah pinjaman ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya, mengingat beberapa bulan terakhir pergerakan harga kripto dipasar global terus mengalami penurunan. Hingga membuat para penambang merugi, kondisi ini diperparah dengan adanya lonjakan biaya listrik di berbagai negara belahan dunia.
Imbas dari adanya fenomena ini, membuat para perusahaan penambangan kripto terpaksa melakukan pinjaman dalam skala besar untuk mempertahankan bisnisnya. Namun sayangnya hal tersebut justru menjadi bencana lantaran pinjaman mereka semakin membengkak, demi menghindari gagal bayar mereka bahkan rela menjual ribuan aset bitcoinnya.
Baca juga: Beda dari Bitcoin, Harga Shiba Inu Kini Terkerek 13 Persen
Seperti perusahaan Core Scientific Inc yang bulan Mei lalu diketahui telah menjual lebih dari 2.000 bitcoin, untuk membantu perusahaan menutup lonjakan pengeluaran biaya operasional.
Tak hanya itu, Bitfarms Ltd juga melakukan hal yang sama dengan menjual aset kriptonya sebanyak 3.000 Bitcoin dalam tujuh hari terakhir, guna melunasi pinjaman dengan Galaxy Digital Holdings Ltd, sebesar 100 juta dolar AS.
“Penambang Bitcoin, secara umum, merasakan sakitnya. Harga mesin telah turun dan masih dalam mode penemuan harga, ditambah dengan harga energi yang bergejolak dan persediaan terbatas.” kata Luka Jankovic, kepala pinjaman di Galaxy Digital.
Baca juga: Konsumsi Listrik Meningkat, Iran Putus 118 Jaringan Operator Pertambangan Bitcoin
Cara seperti ini sebetulnya tidak dianjurkan pada para penambang dengan menjual cadangan aset bitcoin, perusahaan bukannya diuntungkan justru mereka akan berpotensi mengalami kerugian yang jauh lebih besar.
Hal ini terjadi lantaran panic selling dalam bitcoin dapat menjatuhkan harga jual peralatan mining yang dibutuhkan dalam penambangan kripto. Bloomberg mencatat, alat Rig penambangan S19 Bitmain yang umumnya digunakan untuk mengoptimalkan proses penambangan aset kripto, kini harganya anjlok 47 persen dari harga awal yang dibandrol sekitar 10.000 dolar AS per Rig.
Untuk mencegah meluasnya kerugian yang semakin mendalam pada pasar cryptocurrency membuat beberapa perusahaan pemberi pinjaman kripto seperti Galaxy Digital, NYDIG, BlockFi Inc., Celsius Network Ltd., Foundry Networks LLC dan Babel Finance diketahui mulai menerima rig sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.
Meski belum pulih, namun hingga sejauh ini harga Bitcoin perlahan mulai menghijaukan raportnya, di perdagangan coinmarketcap dalam 24 jam terakhir Bitcoin terpantau berhasil naik 0.73 persen menuju 21,378 dolar AS.