Pendapatan Penambang Bitcoin Anjlok 80 Persen Setelah Pasar Global Naikkan Harga Energi
Volatilitas bitcoin yang cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir berdampak pada pendapatan harian para penambang kripto
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Volatilitas bitcoin yang cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir berdampak pada pendapatan harian para penambang kripto, hingga anjlok sekitar 80 persen.
Meski bitcoin hanya mencatatkan penurunan tipis, namun kemerosotan ini terus menerus terjadi selama 30 hari terakhir.
Kondisi inilah yang membuat para penambang merugi, karena kapitalisasi bitcoin yang rendah berpotensi memperburuk performa penambang hingga membuat mereka nekat melakukan aksi jual massal aset Bitcoinnya demi menutupi kerugian.
Baca juga: Imbas Bear Market, Sebanyak 80.000 Investor Bitcoin Dicopot dari Status Jutawan
Penurunan terlihat dalam perdagangan Coinmarketcap Rabu (6/7/2022), dimana bitcoin terpantau mengalami penurunan sebanyak 1,69 persen.
Runtuhnya BTC lantas membuat harga jual koin kripto ini jatuh di harga 20.130 dolar AS . Sebelumnya bitcoin juga mencatatkan keruntuhan harga, pada akhir bulan Juni kemarin bitcoin telah lebih dulu amblas ke harga 18.000 dolar AS.
"Beberapa penambang mungkin bangkrut atau sebagian aset mereka dibeli seharga sen dolar oleh yang lebih kuat," kata Mellerud, analis jasa investasi Arcane.
Tak hanya para penambang saja yang terpukul amblesnya harga jual bitcoin, situasi ini juga telah membuat beberapa perusahaan pertukaran kripto bangkrut karena terseret arus bearish pasar kripto.
"Arus kas operasi yang anjlok dan keadaan pasar modal yang tidak ramah akan menyulitkan perusahaan-perusahaan ini untuk mengumpulkan uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi mereka yang akan datang dalam mesin baru atau pembayaran pinjaman," tambah Mellerud.
Melansir dari Business Insider, runtuhnya pasar kripto khususnya bitcoin, terjadi dikarenakan adanya gangguan pasokan gas alam di pasar global imbas Gazprom Rusia yang membatasi pasokan energinya. Hingga membuat harga gas alam AS naik ke level tertinggi melewati 9 dolar AS per juta unit termal.
Baca juga: Harga Bitcoin Mulai Menguat, Kini Melesat ke Level 20.000 Dolar AS
Hal inilah yang mematik munculnya lonjakan harga energi listrik di pasar global dan membuat para penambang terpaksa mengurangi produksi bitcoinnya, demi menghemat pengeluaran perusahaan.
Terlebih saat ini pendapatan harian para penambang bitcoin telah merosot menjadi 18 juta per Juni setelah sebelumnya penambang berhasil mengantongi pendapatan 62 juta per hari pada November lalu. Kerugian ini diprediksi akan terus meningkat, mengingat hingga kini bitcoin belum menunjukan tanda-tanda rebound.