Pasar Kripto Menghijau di Tengah Ketegangan AS-China yang Meningkat
harga Bitcoin, mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, naik 2,17 persen dalam 24 jam terakhir menuju ke level 23,328 ribu dolar AS
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pasar kripto kembali bangkit pada perdagangan hari ini, Rabu (3/8/2022), di tengah ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Diketahui eskalasi hubungan kedua negara tersebut tengah meningkat imbas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi kunjungi Taiwan.
Dikutip dari Coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, naik 2,17 persen dalam 24 jam terakhir menuju ke level 23,328 ribu dolar AS pada perdagangan hari ini pukul 16:15 WIB.
Baca juga: Ethereum Garap Skema Transisi Baru Kini Penambang Bisa Lakukan Mining Kripto Ramah Lingkungan
Sementara Ethereum (ETH) diperdagangkan di level 1,653,01 ribu dolar AS, setelah naik 4,5 persen dalam 24 jam terakhir.
Tether (USDT) mengalami penurunan 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, bertahan di level 1 dolar AS. Sedangkan USD Coin (USDC) naik tipis 0,04 persen menuju ke level 1 dolar AS.
Token BNB (BNB) juga mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini sebesar 4,22 persen, menuju ke level 288,93 dolar AS.
Cryptocurrency yang dikembangkan Ripple Labs, XRP melonjak 0,5 persen dan diperdagangkan 0,3719 dolar AS. Sedangkan Binance USD (BUSD) bertahan di 1 dolar AS, setelah naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir.
Cardano (ADA) menuju ke 0,5075 dolar AS setelah melonjak 3,29 persen. Sementara token Solana (SOL) terkoreksi 2,77 persen, dan bertahan di 39,04 dolar AS.
Cryptocurrency yang menampilkan wajah anjing Shiba Inu, Dogecoin (DOGE) melonjak 2,27 persen dalam 24 jam terakhir menuju ke level 0,06767 dolar AS.
Baca juga: Bitcoin Stabil di Atas 22.000 Dolar AS, Investor Prediksi Harga BTC Akan Naik Pada Tahun 2024
Pada perdagangan Selasa (2/8/2022) kemarin, pasar kripto sempat bergejolak menyusul berita kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Investor di pasar kripto khawatir kunjungan tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara China dan AS, yang dapat menimbulkan efek negatif di pasar keuangan.
“Ini akan membawa beberapa ketegangan di pasar tetapi saya tidak percaya bahwa pasar itu sendiri akan bereaksi terlalu kuat,” ujar kepala pasar di Quant Fury, Daniel Muvdi, yang dikutip dari Coindesk.
Sementara pada Selasa kemarin, pejabat tinggi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengulangi rencana untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk menekan inflasi yang melonjak. Pernyataan tersebut terbukti cukup mendorong harga bitcoin dan aset berisiko lainnya diperdagangkan lebih rendah.
Departemen Tenaga Kerja AS menerbitkan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) pada Selasa kemarin, yang menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun 605.000 di bulan Juni, menjadi penurunan bulanan terbesar sejak April 2020.
Baca juga: Jangan Terkecoh Bullish Bitcoin, IMF Peringatkan Potensi Kegagalan Kripto Lanjutan
Namun pasar tenaga kerja AS tetap kuat dengan 1,8 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur di bulan Juni, menunjukkan pasar tenaga kerja masih dalam kondisi full employment, yang seolah-olah memberi lampu hijau bagi the Fed untuk menaikkan kembali suku bunga di bulan September.