Sinergi Pelaku Usaha dan Bappebti Picu Pertumbuhan Asset Kripto
Indonesia dinilai pasar yang sangat menarik untuk pengembangan aset kripto ketimbang China atau India.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai pasar yang sangat menarik untuk pengembangan aset kripto ketimbang China atau India. Soal regulasi misalnya, Indonesia dinilai terdepan dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Di China adalarangan aktivitas perdagangan aset kripto begitu juga ada penerapan pajak yang tinggi di India.
"Sinergitas dari pelaku usaha dan inisiatif dari Bappebti terjalin sangat baik sehingga pertumbuhan kripto yang sangat pesat dapat diimbangi dengan perlindungan yang komprehensif bagi investor,” kata Jeth Soetoyo, Founder & CEO PINTU saat pembukaan Coinfest Asia di Bali belum lama ini.
Besarnya potensi market kripto di Indonesia ini juga menarik pengusaha atau developer mengembangkan berbagai inovasi dengan memanfaatkan teknologi blockchain dengan market bukan hanya di Indonesia melainkan global.
"Dan tentunya akan bisa memberikan tambahan pemasukan bagi negara,” tutup Jeth.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Finder Crypto Adoption Agustus 2022 yang melakukan survei ke 217,947 juta orang di 26 negara dan kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase tingkat kepemilikan di Indonesia mencapai 16 persen atau lebih tinggi dari rata-rata global 15 persen.
Tirta Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menjelaskan, Indonesia menjadi salah satu negara yang membuat regulasi terkait dengan transaksi aset kripto seperti regulasi, pajak, anti-money laundry, travel rule, cbdc, hingga nantinya mengenai stablecoin.
Baca juga: Bitcoin Anjlok 68 Persen dari Puncaknya, Analis Yakin Pasar Kripto Dapat Kembali ke Zona Hijau
"Pemerintah juga sudah mengatur secara baik ekosistem perdagangan crypto, kliring, kustodian, dan sebentar lagi pembentukan bursa kripto," katanya.
Seluruh aturan tersebut, kata dia tujuannya untuk melindungi konsumen. "Kami terus melengkapi, mengevaluasi, dan menambahkan berbagai syarat untuk melindungi konsumen,” katanya.
Ketua Kadin, Yos Ginting mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan investasi kripto.
Baca juga: Pasar Kripto Loyo, Bitcoin Diperdagangkan di Level 20 Ribu Dolar AS
'“Kriopto hanya salah satu pemanfaatan teknologi blockchain yang kebetulan menjadi fokus perhatian semua orang, karena nilai transaksinya besar dan partisipasi ekosistem didominasi oleh investasi karena ada opportunity untuk mendapatkan keuntungan," katanya.
Padahal pemanfaatan teknologi blockchain itu sangat luas sekali dan Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan teknologi blockchain.
Indonesia memiliki tools yang sama seperti developer blockchain di seluruh dunia dan kita mempunyai objek yang sangat diverse dan lengkap.
Baca juga: Ukraina Blokir Dompet Kripto yang Digunakan untuk Galang Dana Pasukan Rusia
"Saya optimistis dengan perkembangan teknologi blockchain di Indonesia, salah satunya respons yang sangat positif pada gelaran acara Coinfest Asia ini yang menarik animo masyarakat,” katanya.
Coinfest Asia, festival crypto terbesar di Indonesia telah selesai diselenggarakan pada 25-26 Agustus 2022 berlokasi di Café Del Mar Bali.
Coinfest Asia dihadiri kurang lebih 1400 partisipan terdiri dari penggiat, pelaku industri, pemerintah, hingga media dari berbagai negara di dunia.