PM Rishi Sunak, Pemimpin Baru Inggris yang Ternyata Pro Kripto
Pemimpin Partai Konservatif ini sebelumnya pernah mengungkapkan ambisinya untuk menjadikan Inggris sebagai pusat global untuk teknologi dan kripto.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menjadi perdana menteri baru negara itu, menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri setelah 44 hari menjabat.
Namun ternyata, pemimpin Partai Konservatif ini sebelumnya pernah mengungkapkan ambisinya untuk menjadikan Inggris sebagai "pusat global untuk teknologi dan investasi cryptocurrency".
Melansir dari Bitcoin News, Sunak secara resmi menerima peran barunya sebagai perdana menteri Inggris dari Raja Charles selama pertemuan di Istana Buckingham pada Senin (24/10/2022), setelah memenangkan kepemimpinan Partai Konservatif.
Baca juga: Apple Perketat Aturan Kripto dan NFT di App Store
Banyak orang menyebut Sunak sebagai pro-Kripto, karena upayanya menjadikan Inggris sebagai pusat global untuk teknologi dan investasi aset kripto, seperti yang ia ungkapkan pada bulan April.
"Adalah ambisi saya untuk menjadikan Inggris sebagai pusat global untuk teknologi aset kripto, dan langkah-langkah yang telah kami uraikan hari ini akan membantu memastikan perusahaan dapat berinvestasi, berinovasi, dan meningkatkan skala di negara ini," kata Sunak, saat masih menjabat sebagai Menteri Keuangan Inggris.
Pada saat itu, pemerintah Inggris juga menegaskan mereka akan “melihat stablecoin diakui sebagai bentuk pembayaran yang valid sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk menjadikan Inggris sebagai pusat global untuk teknologi dan investasi aset kripto.”
Selain itu, pemerintah mencatat bahwa mereka “akan mencari cara untuk meningkatkan daya saing sistem pajak Inggris untuk mendorong pengembangan lebih lanjut dari pasar aset kripto di Inggris".
Sunak juga menugaskan Royal Mint, produsen koin Inggris, untuk membuat Non-Fungible Token (NFT).
“Kami ingin melihat bisnis masa depan dan lapangan kerja yang mereka ciptakan di sini, di Inggris, dan dengan mengatur secara efektif kami dapat memberi mereka kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk berpikir dan berinvestasi jangka panjang. Ini adalah bagian dari rencana kami untuk memastikan industri jasa keuangan Inggris selalu menjadi yang terdepan dalam teknologi dan inovasi,” ungkap Sunak.
Perdana Menteri baru Inggris ini juga diyakini sebagai pendukung mata uang digital bank sentral (CBDC). Pada Oktober lalu, Sunak menjelaskan bagaimana CBDC dapat menguntungkan bisnis dan konsumen saat Group of Seven (G7) mengeluarkan laporan mengenai masalah tersebut.
Pada bulan April, Sunak juga membentuk gugus tugas untuk memimpin penerbitan mata uang digital bank sentral yang disebutnya "Britcoin".
Sebelum menjadi Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak pernah menduduki jabatan sebagai Kanselir Bendahara Inggris dari 2020 hingga 2022 dan Kepala Sekretaris Departemen Keuangan dari 2019 hingga 2022.