Tembus 16,3 Juta, Investor Crypto Naik Signifikan, Literasi dan Edukasi Kian Krusial
Berdasarkan data BAPPEBTI, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 16,3 juta per September 2022.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran Indonesia Fintech Summit (IFS) dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 bertema Moving Forward Together; The Role of Digital Finance & Fintech in Promoting Resilient Economic Growth and Financial Stability memasuki rangkaian penutup pada pekan kedua Desember 2022.
Ajang ini diinisiasi Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) untuk merespons Industri fintech di berbagai sektor yang terus mengalami pertumbuhan dari sisi penggunanya.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia mengenai pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mencapai lebih dari 25 juta orang hingga November 2022.
Dari sektor investasi juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan, seperti data yang dikutip dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di mana pada November 2022 jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,15 juta.
Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 16,3 juta per September 2022.
Sekretaris Jenderal AFTECH, Budi Gandasoebrata mengatakan, industri keuangan digital di Indonesia dari mulai payment system, e-money, e-wallet, hingga industri crypto seluruhnya memiliki tantangan yang sama, apalagi industri baru seperti crypto yang pertumbuhannya cukup pesat namun pengertiannya masih minim.
Tantangan terbesarnya adalah untuk membuka wawasan dan edukasi yang lebih banyak agar masyarakat semakin mengetahui industri crypto atau keuangan digital lainnya seperti apa, manfaat ke depan seperti apa dan bagaimana bisa berkontribusi ke ekonomi yang lebih baik untuk Indonesia.
"Tantangannya lainnya adalah membuka awareness masyarakat terhadap industri kripto dan bekerja sama dengan regulator untuk menciptakan situasi yang kondusif agar industri crypto tumbuh dan tidak dihalangi oleh regulasi yang terlalu ketat,” ujar Budi Gandasoebrata dalam pernyataan persnya dikutip, Jumat (23/12/2022).
Budi Gandasoebrata juga mengungkapkan harapannya dari gelaran IFS keempat dan BFN 2022.
“Sama seperti kegiatan AFTECH di tahun-tahun sebelumnya, kami berharap IFN dan BFN 2022 dapat menciptakan kondisi dan situasi bagi pemain di industri agar lebih baik," ujarnya.
Selain itu dari sisi regulasi juga diharapkan mendukung dan mendorong pertumbuhan untuk mencapai misi akhir AFTECH dalam menciptakan literasi, edukasi, dan inklusi keuangan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia melalui berbagai industri dari mulai payment, lending, pendanaan, maupun pemain aset crypto.
Acara Penutupan IFS dan BFN dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mirza Adityaswara, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Institute dan Keuangan Digital Imansyah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Budi Gandasoebrata, dan perwakilan asosiasi dari berbagai sektor keuangan digital.
Hadir juga pelaku usaha di bidang keuangan salah satunya di bidang aset digital crypto seperti aplikasi PINTU.