Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usai PHK 1.100 Staf Globalnya, Pertukaran Kripto Kraken Berhenti Beroperasi di Jepang

Pertukaran cryptocurrency Kraken akan menutup operasinya di Jepang pada bulan depan, karena lemahnya pasar kripto

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Usai PHK 1.100 Staf Globalnya, Pertukaran Kripto Kraken Berhenti Beroperasi di Jepang
Blockchainmedia.id
Bursa jual beli kripto yang berbasis di AS, Kraken, menghentikan kantor operasinya di Jepang setelah mengalami penurunan pendapatan selama beberapa bulan terakhir 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pertukaran kripto Kraken akan menutup operasinya di Jepang pada bulan depan, karena lemahnya pasar kripto baik di Negeri Sakura maupun secara global.

Dalam sebuah postingan di blog resminya pada Rabu (28/12/2022), Kraken mengumumkan akan menghentikan layanan perdagangan kripto melalui anak perusahaannya di Jepang, Payward Asia, dan membatalkan pendaftaran dari Badan Layanan Keuangan Jepang (JFSA) pada 31 Januari 2023.

Melansir dari CNBC, ini adalah kedua kalinya Kraken meninggalkan pasar Jepang.

Baca juga: Kaleidoskop 2022 : Jajaran Bos Kripto yang Bangkrut, Dulu Dicap Miliarder Kini Hartanya Sisa Nol

Yang pertama pada 2018, ketika pertukaran kripto itu ditutup setelah beroperasi sejak 2014.

Kemudian Kraken diluncurkan kembali di Jepang pada 2020.

Kraken mengatakan keputusan untuk menghentikan operasinya di Jepang merupakan “bagian dari upaya perusahaan untuk memprioritaskan sumber daya dan investasi di bidang-bidang yang sejalan dengan strategi kami dan akan memposisikan Kraken dengan baik untuk kesuksesan jangka panjang.”

Pertukaran kripto itu menyebut "kondisi pasar saat ini di Jepang" dan "pasar kripto yang lemah secara global" sebagai alasan di balik keputusan tersebut.

Berita Rekomendasi

Pelanggan Kraken di Jepang memiliki waktu hingga 31 Januari untuk menarik kepemilikan fiat dan kripto mereka dari platform tersebut.

Tidak hanya itu, pelanggan juga memiliki opsi untuk menarik kripto mereka ke dompet eksternal atau menguangkan dan mentransfer yen Jepang ke rekening bank domestik.

Mulai 9 Januari, pengguna Kraken di Jepang tidak dapat menyetor dana ke akun mereka, meskipun fungsi perdagangan akan tetap ada sehingga pengguna dapat mengonversikan saldo mereka ke aset kripto pilihan mereka.

Kraken adalah salah satu bursa kripto terbesar di dunia, dengan memproses volume perdagangan 408,9 juta dolar AS per hari, menurut data CoinMarketCap.

Namun pada 30 November, perusahaan ini memangkas 1.100 karyawan atau 30 persen dari tenaga kerjanya, sebuah langkah yang dipilih Kraken karena perusahaan mencoba "beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini".

Baca juga: Danai Peluncuran Rudal Nuklir, Korut Terjunkan Hacker Untuk Gasak Dompet Kripto

Industri kripto telah menghadapi segala macam skandal tahun ini, yang disebut sebagai “annus horribilis” industri.

Gejolak di industri kripto dimulai dengan runtuhnya Terra, operator stablecoin yang dulunya bernilai 60 miliar dolar AS, dan diikuti oleh jatuhnya beberapa perusahaan kripto yang terpapar proyek tersebut, termasuk pemberi pinjaman kripto Celcius Network dan dana lindung nilai Three Arrows Capital.

Kejatuhan bursa kripto FTX ke dalam kebangkrutan adalah kegagalan industri yang paling menonjol sejauh ini.

Salah satu pendiri dan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried telah dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu persidangannya atas penipuan dan tuduhan kriminal lainnya.

Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya telah merosot, salah satunya karena kenaikan suku bunga yang telah menekan aset spekulatif seperti saham teknologi.

Harga Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, turun lebih dari 60 persen sepanjang tahun ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas