Saham Perusahaan Penambangan Kripto Melonjak Menyusul Kebangkitan Bitcoin
Bitfarms mencatat saham perusahaan naik 140 persen dalam dua minggu pertama pada bulan ini.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Harga Bitcoin (BTC) yang naik 25 persen dalam sebulan terakhir telah berdampak positif pada saham perusahaan penambangan kripto.
Banyak saham perusahaan penambangan kripto mencatat kinerja terbaik mereka dalam setahun terakhir.
Lonjakan saham penambangan kripto juga melegakan para penambang bermasalah yang harus menjual sebagian besar koin tambang mereka untuk meningkatkan likuiditas pada tahun 2022.
Melansir dari Cointelegraph, salah satu perusahaan pertambangan Bitcoin teratas, Bitfarms mencatat saham perusahaan naik 140 persen dalam dua minggu pertama di bulan ini, diikuti oleh Marathon Digital Holdings dengan lonjakan 120 persen.
Baca juga: Pasar Kripto Kompak Rebound, Analis: Harga Bitcoin Bisa Mencapai di Atas 50.000 Dolar AS
Sedangkan Hive Blockchain Technologies melihat nilai sahamnya naik hampir dua kali lipat pada periode yang sama, sementara Indeks Pertambangan Aset Digital Global MVIS naik sebesar 64 persen pada bulan ini.
Luxor Hashprice Index, yang digunakan untuk menghitung berapa banyak yang dapat dihasilkan penambang dari kekuatan pemrosesan yang digunakan jaringan Bitcoin, telah meningkat sebesar 21 persen. Kenaikan ini mencerminkan keuntungan yang lebih besar karena lonjakan harga Bitcoin.
Kenaikan harga aset kripto pada 2021 mendorong beberapa perusahaan pertambangan untuk go public, sementara yang lain banyak berinvestasi dalam peralatan dan ekspansi. Namun, Crypto Winter yang berkepanjangan pada 2022 mengungkapkan kerentanan dan kurangnya penataan yang tepat di banyak perusahaan pertambangan kripto.
Pada 2021, pasar kripto melihat adanya peningkatan signifikan dalam pinjaman oleh industri penambangan Bitcoin, yang berdampak negatif pada posisi keuangan mereka selama bear market berikutnya.
Penambang Bitcoin terkemuka tercatat memiliki utang lebih dari 4 miliar dolar AS, sementara 10 debitur penambangan Bitcoin teratas secara kolektif berutang hampir 2,6 miliar dolar AS. Pada akhir tahun 2022, penambang BTC terkemuka seperti Core Scientific mengajukan kebangkrutan.