Visa dan Mastercard Hentikan Kemitraan dengan Perusahaan Kripto
Industri kripto menghadapi guncangan pada tahun lalu akibat kebangkrutan bursa kripto FTX dan pemberi pinjaman BlockFi, sehingga mengguncang investor
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Raksasa layanan keuangan Amerika Serikat Visa dan Mastercard dilaporkan menghentikan rencana untuk menjalin kerja sama baru dengan perusahaan kripto.
Keputusan itu terjadi setelah serangkaian keruntuhan yang menghantam perusahaan besar kripto yang mengguncang kepercayaan pada industri tersebut, menurut sumber yang mengetahui langkah dua perusahaan itu.
Melansir dari Reuters, industri kripto menghadapi guncangan pada tahun lalu akibat kebangkrutan bursa kripto FTX dan pemberi pinjaman BlockFi, sehingga mengguncang investor dan meningkatkan pengawasan peraturan di sektor ini.
Baca juga: Pengguna FTX Jepang Bersorak, Dana di Bursa Kripto Akhirnya Bisa Ditarik
Baik Visa dan Mastercard telah memutuskan untuk menunda peluncuran produk dan layanan tertentu yang terkait dengan kripto sampai kondisi pasar dan regulasi membaik, kata orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
“Kegagalan profil tinggi baru-baru ini di sektor crypto adalah pengingat penting bahwa jalan kita masih panjang sebelum crypto menjadi bagian dari pembayaran utama dan layanan keuangan,” kata juru bicara Visa.
Sementara seorang juru bicara Mastercard mengatakan, "Upaya kami terus fokus pada teknologi blockchain yang mendasarinya dan bagaimana itu dapat diterapkan untuk membantu mengatasi masalah saat ini dan membangun sistem yang lebih efisien."
Mundur dari Industri Kripto
Selama beberapa tahun terakhir, dua perusahaan layanan keuangan AS itu telah melakukan pemanasan untuk merambah ke sektor kripto karena popularitasnya yang meledak.
Visa dan Mastercard telah mengumumkan banyak kemitraan dengan perusahaan kripto dan membentuk tim khusus untuk mengeksplorasi teknologi blockchain.
Mastercard bekerja sama dengan pemberi pinjaman kripto Nexo pada April tahun lalu, untuk meluncurkan apa yang disebutnya kartu pembayaran pertama di dunia yang "didukung kripto".
Baca juga: Bagaimana Pergerakan Aset Kripto Ethereum dengan Adanya Shanghai Upgrade? Ini Prediksinya
Pada November, Visa memutuskan perjanjian kartu kredit globalnya dengan FTX, hanya sebulan setelah mengumumkan perluasan kemitraan dengan bursa kripto itu.
Perusahaan layanan keuangan lainnya yaitu American Express mengatakan pada 2021, pihaknya akan mempertimbangkan penggunaan kripto sebagai opsi yang memungkinkan untuk menebus poin hadiah di masa mendatang.
Tetapi langkah itu tidak menunjukkan token kripto sebagai prioritas strategis dalam waktu dekat, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Baca juga: Terdampak Kontraksi Pasar Kripto, Polygon Labs PHK 100 Pekerja
"Dalam waktu dekat, kami tidak melihat crypto menggantikan layanan pembayaran dan pinjaman inti kami," kata juru bicara American Express dalam pernyataan email, seraya menambahkan perusahaan terus mengeksplorasi kasus penggunaan teknologi tersebut.
"Mereka tidak bisa dan tidak boleh bergerak maju sampai ada kerangka peraturan yang jelas," ujar ketua dan anggota pengelola di perusahaan investasi Great Hill Capital, Thomas Hayes.
"Penundaan tidak disebabkan oleh bisnis inti mereka - karena itu tetap kuat. Mereka terkait dengan lingkungan peraturan yang tidak pasti untuk crypto dan permintaan/minat untuk layanan crypto menurun dalam waktu dekat," pungkasnya.