Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IdEA: Transaksi Penjualan Harbolnas 2022 Tumbuh 26 Persen Mencapai Rp22,7 Triliun

Penjualan produk lokal yang ditampilkan dalam Harbolnas 2022 mengalami peningkatan, di mana angkanya lebih besar Rp 1,5 triliun.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in IdEA: Transaksi Penjualan Harbolnas 2022 Tumbuh 26 Persen Mencapai Rp22,7 Triliun
Shutterstock
Ilustrasi belanja online. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mengungkap transaksi penjualan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2022 pada 12 Desember mencapai Rp 22,7 triliun. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mengungkap transaksi penjualan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2022 pada 12 Desember mencapai Rp 22,7 triliun.

Hal itu diungkap oleh Ketua idEA Bima Laga dalam acara diskusi Urban FGD 2023 bertajuk Peran Ekonomi E-Commerce di Indonesia: Tantangan, Peluang, dan Kebijakan di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2023).

"Menurut riset dari Nielesen, penjualan Harbolnas 2022 menyentuh Rp 22,7 triliun dengan national growth hampir sebesar 26 persen year on year. Tahun sebelumnya Rp18,6 triliun," katanya.

Baca juga: J&T Express Catat Pengiriman Tertinggi Pada Harbolnas 12.12, Total Hingga 25 Juta Paket

Bima menyebut penjualan produk lokal yang ditampilkan dalam Harbolnas 2022 juga ikut meningkat. Angkanya lebih besar Rp 1,5 triliun dari tahun sebelumnya.

"Uniknya, kita juga selalu menampilkan local product. Local product di tahun 2022 itu datanya sebesar Rp 10 triliun. Sebelumnya Rp 8,1 triuliun," ujarnya.

"Jadi, growth-nya sekitar 18 persen year on year dan ini memang didukung pemerintah yang punya gerakan Bangga Buatan Indonesia atau BBI," kata Bima melanjutkan.

Berita Rekomendasi

Secara keseluruhan, peningkatan transaksi Harbolnas sebesar 26 persen dibanding 2021, dengan peningkatan 44 persen pada produk lokal. Transaksi di wilayah Jawa meningkat sebesar 23 persen.

Adapun kategori yang bertumbuh adalah travel dan kosmetik karena ada peningkatan mobilitas.

Namun, jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021, peningkatannya tidak terlalu signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

"Kemungkinan berdampak dari inflasi khususnya naiknya harga minyak bumi dan perubahan prioritas. Pembeli mengurangi kuantitas item pembelian dan berganti ke brand yang lebih murah," ujar Bima.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas