Startup Fintech Bantu Pemerintah Dorong Inklusi Keuangan Nasional
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68 persen.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup financial technology PT Info Tekno Siaga (Adapundi) membantu pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan nasional.
Perusahaan juga melakukan pembaruan logo yang menjadi simbol akan inovasi untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik.
Direktur Adapundi Achmad Indrawan mengatakan, logo baru ini melambangkan lembaran baru untuk terus berkembang.
Baca juga: Sandiaga Uno: Bekup Program Inkubasi Berkelanjutan Buka Kesempatan Pendiri startup Dapat Dukungan
“Sejak resmi beroperasi pada 2020, Adapundi terus berupaya untuk berperan aktif mendukung pemerintah dalam mengakselerasi inklusi keuangan nasional dengan menghadirkan berbagai inovasi, khususnya dalam menyediakan produk dan layanan bagi konsumen,” ucap Achmad dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).
Achmad Indrawan menambahkan, perusahaan konsisten untuk senantiasa menghadirkan inovasi dan terobosan berstandar global yang disesuaikan terhadap karakteristik konsumen Indonesia.
Inovasi tersebut salah satunya diwujudkan lewat penyediaan beragam produk dengan fitur sekali bayar untuk 1–12 bulan dengan limit mencapai Rp30 juta.
Komitmen tersebut pun mengantarkan Adapundi untuk mampu menyalurkan lebih dari 3,4 juta layanan pinjaman secara nasional.
“Hal ini diharapkan dapat memperkuat upaya Adapaundi untuk mendorong indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia dan inklusi keuangan nasional yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami pertumbuhan,” ucap Achmad.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 49,68 persen dan indeks inklusi keuangan naik menjadi 85,10 persen.
OJK sendiri telah mencanangkan target untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan di Indonesia menjadi 90 persen di tahun 2024 sehingga layanan keuangan harus semakin mudah untuk didapatkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia.
“Tren positif perkembangan literasi dan inklusi keuangan nasional harus dipertahankan, di mana hal tersebut salah satunya bisa dilakukan dengan semakin meningkatkan kemudahan akses layanan finansial bagi masyarakat,,” imbuh Achmad.
Hingga saat ini, Adapundi telah menyalurkan kebutuhan dana kepada 1,6 juta lebih nasabah yang tersebar di wilayah Indonesia.
Nasabah-nasabah tersebut berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari karyawan hingga pelaku usaha UMKM. Adapundi sudah berizin dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 2021 demi menjamin keamanan nasabah di tiap penggunaan layanan.