Permintaan Chip AI Melonjak, Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir Usai Saham Perusahaan Naik
pembuatan chip asal Amerika Serikat, Nvidia berhasil mencatatkan sejarah baru berkat sahamnya yang naik sebesar 26 persen
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan yang bergerak dalam pembuatan chip asal Amerika Serikat, Nvidia berhasil mencatatkan sejarah baru berkat sahamnya yang naik sebesar 26 persen pada Rabu (24/5/2023).
Lantas hal itu mengantarkan Nvidia melesat ke posisi ke-6 sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia dengan valuasi 939,29 miliar dolar AS.
Baca juga: Platform Berbasis AI Mudahkan Pelaku Ekonomi Kreatif Buat Konten
Sementara untuk posisi satu hingga lima masing-masing diisi oleh raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, Alphabet, dan Amazon serta perusahaan minyak Saudi Aramco.
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan kenaikan saham perusahaannya itu didorong oleh melonjaknya permintaan terhadap prosesor grafis (GPU) rakitan Nvidia yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Permintaan chip AI di pusat data mendorong Nvidia untuk membukukan penjualan sebesar 11 miliar dolar AS selama kuartal ini, mengalahkan perkiraan analis sebesar 7,15 miliar dolar AS.
“Flashpoint-nya adalah AI generatif,” kata Huang dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
Baca juga: Apa Itu Google Bard? Obrolan AI Mirip ChatGPT, Beserta Cara Pakainya
Jensen Huang Mendadak Tajir
Berkat lonjakan saham Nvidia, sang pendiri perusahaan itu langsung mendadak tajir. Pasalnya Huang kini memegang saham Nvidia sebesar 3,5 persen.
Nilainya pun setara dengan 86,9 juta lembar saham Nvidia. Artinya, kekayaan Huang bertambah sebesar 6,8 miliar dolar AS, menurut Business Insider.
Terlepas dari itu, sejumlah analis memperkirakan Nvidia masih akan tetap memimpin pasar chip global karena chip AI buatannya lebih mudah dipasangkan ke semua fitur perangkat keras GPU untuk aplikasi AI.