Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bisnis Iklan Anjlok, Spotify Putar Otak Naikkan Biaya Langganan Premium

Perusahaan audio streaming yang berbasis di Amerika, Spotify dilaporkan tengah menggagas rencana untuk menaikkan biaya langganan di sejumlah negara

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bisnis Iklan Anjlok, Spotify Putar Otak Naikkan Biaya Langganan Premium
Freepik
ILUSTRASI Spotify 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan audio streaming yang berbasis di Amerika, Spotify dilaporkan tengah menggagas rencana untuk menaikkan biaya langganan di sejumlah negara, Selasa (20/6/2023).

“Biaya langganan Spotify terbaru akan dinaikkan untuk mendorong lebih banyak pendapatan ditengah ancaman krisis ekonomi global,” jelas sumber yang mengetahui masalah itu.




Pihak Spotify hingga kini masih enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai rencana kenaikan paket berlangganan tersebut. Namun melansir dari Reuters kenaikkan itu akan membuat biaya berlangganan Spotify dipatok jauh lebih mahal dari harga sebelumnya.

Baca juga: Belanja Iklan Digital Diproyeksi Meningkat Jadi 2,55 Miliar Dolar AS pada Tahun Ini

Dimana harga berlangganan akun premium individu Spotify di Amerika hanya dihargai 9,99 dolar AS per bulan, sedangkan tarif premium untuk Spotify family yang bisa diisi enam pengguna dipatok 15,99 dolar AS per bulan.

Adapun kenaikan harga akan segera dilakukan secara merata di sepanjang tahun ini, berlaku untuk semua negara termasuk pangsa pasar Amerika.

“Tingkat baru akan diluncurkan tahun ini di pasar non-AS terlebih dahulu,” jelas laporan sumber kepercayaan Reuters.

BERITA TERKAIT

Peningkatan biaya ini dilakukan Spotify untuk menutup pembengkakan pengeluaran akibat anjloknya bisnis periklanan. Kendati memiliki 100 juta pendengar dan diklaim sebagai penerbit podcast nomor satu di Amerika Serikat.

Namun selama tahun 2022 kemarin, pendapatan kuartalan Spotify gagal membukukan lonjakan. Justru merugi hingga mencapai 293 juta dolar AS. Imbas kemerosotan tersebut Spotify bahkan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 pekerja.

“Spotify membuat keputusan yang sulit dengan melakukan efisiensi karyawan, dengan tujuan untuk membuat penataan kembali dalam departemen podcast-nya, termasuk menggabungkan studio Parcast dan Gimlet Media menjadi satu,’ ujar VP Spotify Sahar Elhabashi pada awal Juni lalu.

Selain untuk menekan biaya operasional, kenaikan tarif biaya langganan sengaja dilakukan Spotify agar perusahaan dapat meningkatkan kualitas dengan menyematkan audio fidelitas tinggi dalam platformnya. Dengan begini diharap pengguna bisa lebih leluasa mengeksplorasi musik di platform Spotify.

“Kenaikan biaya premiumnya akan memberi pelanggan akses yang diperluas ke buku audio, baik melalui jumlah jam gratis tertentu per bulan atau sejumlah judul tertentu,’ tambah sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas