Saham Apple Pecah Rekor, Kapitalisasi Pasar Tembus 3 Triliun Dolar AS
Produksi pabrik Apple dapat melakukan peningkatan tajam, hingga mendorong pergerakan saham perusahaan di pasar Wall Street.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Kapitalisasi saham raksasa teknologi Apple terpantau melonjak 2,3 persen menjadi 193,97 pada penutupan perdagangan Wall Street di Jumat sore (30/1/2023).
Lonjakan tersebut memperpanjang rebound saham Apple dalam pekan ini, hingga sukses mencetak sejarah baru dengan total kapitalisasi pasar tembus 3,05 triliun dolar AS. Jadi yang tertinggi di antara pasar saham teknologi lainnya selama bulan ini, menurut data Refinitiv.
Pergerakan saham Apple mulai rebound usai inflasi di pasar global melandai, kondisi ini kian didukung dengan adanya pelonggaran isolasi wilayah yang dilakukan pemerintah China pasca pulihnya kasus Covid -19.
Baca juga: Apple Naikkan Biaya Langganan iCloud Plus di Sejumlah Negara
Alasan tersebut yang membuat produksi pabrik Apple dapat melakukan peningkatan tajam, hingga mendorong pergerakan saham perusahaan di pasar Wall Street.
“Apple tumbuh dan mendiversifikasi aliran pendapatannya, memiliki manajemen yang ramah, membuang dividen, dan memiliki neraca benteng dengan arus kas yang kuat dan dapat dipertahankan,” kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth dikutip dari Reuters.
Sebelum saham Apple melonjak, di sepanjang tahun 2022 kemarin perusahaan asal California ini sempat mengalami kemunduran akibat anjloknya penjualan ponsel terbaru Apple yakni iPhone 14.
Penurunan juga terjadi pada penjualan produk Mac, yang turun 28,66 persen menjadi 7,74 miliar dolar AS.
Sedangkan penjualan produk Apple lainnya susut 8,3 persen menjadi 13,48 miliar dolar AS. Hingga pendapatan kuartalan Apple hanya dapat membukukan keuntungan sekitar 117,2 miliar dolar AS.
CEO Apple Tim Cook mengungkapkan ada tiga faktor yang merusak hasil penjualan perusahaan diantaranya, yakni penguatan dolar akibat lonjakan suku bunga acuan pasar global.
Serta adanya masalah produksi di pabrik China yang memperlambat proses penjualan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.
Khawatir kerugian Apple makin bertambah, raksasa ponsel flagship ini terpaksa memangkas sejumlah karyawan untuk pertama kalinya, setelah dua tahun terakhir perusahaan ponsel asal Cupertino AS ini memegang prinsip untuk tidak melakukan PHK.
Tak hanya itu Apple Inc turut menghapus layanan kripto White Paper Bitcoin dari sistem macOS Ventura 13.4 beta 3. Hal ini dilakukan demi menekan biaya operasional di tengah gejolak ekonomi global.