Bitcoin Melonjak ke Level Tertinggi, Robert Kiyosaki Prediksi Harganya Tembus 135.000 Dolar AS
Robert Kiyosaki memprediksi harga Bitcoin yang diperdagangkan di pasar cryptocurrency global dalam waktu dekat dapat melonjak tembus 135.000 dolar AS.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Investor keuangan kondang, Robert Kiyosaki memprediksi harga Bitcoin yang diperdagangkan di pasar cryptocurrency global dalam waktu dekat dapat melonjak tembus 135.000 dolar AS.
"Bitcoin pekan ini menguji di harga 30.000 dolar AS. Di perhentian berikutnya bitcoin akan dibanderol jadi 135.000 dolar AS. Penabung dolar palsu F'd Tolong beritahu temanmu untuk ‘Bangun” namun tetap berhati-hatilah," jelas cuitan Kiyosaki di platform X.
Baca juga: Perang Hamas-Israel Bikin Perdagangan Bitcoin Bearish, Anjlok ke 26.000 Dolar AS
Optimisme ini dilontarkan Kiyosaki usai perdagangan Bitcoin selama sepekan terakhir terus mengalami lonjakan tajam, naik 19,61 persen hingga harganya tembus dikisaran 33.781 dolar AS pada perdagangan Selasa (24/10/2023).
Lonjakan tersebut tercatat jadi yang tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir, bahkan berkat lonjakan harga Bitcoin kapitalisasi pasar kripto global saat ini naik 7,58 persen mencapai 1.25 triliun dolar AS. Sentimen positif ini yang membuat Kiyosaki percaya bahwa harga Bitcoin bisa mengalami kenaikan mencapai 135.000 dolar AS dalam waktu dekat.
Selain Kiyosaki, komentar serupa juga dilontarkan beberapa analis keuangan di Amerika yang menyebut Bitcoin akan mengalami bullish atau lonjakan harga mencapai 50.000 dolar AS pada akhir tahun dan kemungkinan mencapai 120.000 dolar AS pada akhir tahun 2024, sebagaimana dikutip dari Binance.com.
Penyebab Bitcoin Bull
Sebelum mengalami kenaikan, Bitcoin diketahui sempat jatuh ke level terendah di harga 16.000 dolar AS per koin, namun setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome memberikan isyarat kenaikan suku bunga acuan sebesar 525 bps menjadi 5,25-5,5 persen pada pertemuan selanjutnya, perlahan Bitcoin mulai bangkit.
Risalah ini disampaikan Powell lantaran laju inflasi AS mengalami lonjakan sebesar 3,7 persen (year on year/yoy) sementara imbal hasil (yield) Treasury tenor 10 tahun melesat naik hingga menyentuh angka 5 persen.
Serangkaian tekanan ini yang membuat nilai dolar kian tertekan, alhasil para investor mulai berlomba mengamankan investasinya ke mata uang kripto yang saat ini dianggap sebagai aset paling safe haven.