Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fluktuasi Harga Bitcoin Disebut Mulai Stabil Usai Adanya Aksi Ambil Untung

Harga Bitcoin kembali menguat 13,11% selama seminggu terakhir, mencapai US$ 48.175 pada Senin, 12 Februari 2024.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Fluktuasi Harga Bitcoin Disebut Mulai Stabil Usai Adanya Aksi Ambil Untung
Freepik
Harga Bitcoin kembali menguat 13,11% selama seminggu terakhir, mencapai US$ 48.175 pada Senin, 12 Februari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fluktuasi harga aset kripto, Bitcoin disebuu sudah mulai stabil jelang halving Bitcoin.

Tercatat usai mengalami pelemahan, harga Bitcoin kembali menguat 13,11 persen selama seminggu terakhir, mencapai US$ 48.175 pada Senin, 12 Februari 2024.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan ini merupakan efek positif menuju halving Bitcoin.




"Ini mencerminkan daya tarik dan kepercayaan pelaku pasar terhadap Bitcoin, serta memberikan harapan terkait potensi penurunan pasokan akibat halving,” ucap Oscar dikutip dari Kontan, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: Komisi SEC AS akhirnya Sahkan Bitcoin ETF, Kripto Kini Melenggang Bebas di Bursa Efek

Menurut Oscar, pergerakan harga Bitcoin saat ini dinamis dan mulai menunjukkan tanda-tanda kematangan, serta berpotensi menjadi safe haven asset dengan adanya ETF, regulasi yang semakin tertata, instrumen derivatif, dan partisipasi institusi yang semakin signifikan.

Keberadaan ETF Bitcoin Spot juga memperluas likuiditas Bitcoin.

“Walaupun terjadi penurunan pada awalnya, namun dalam jangka menengah hingga panjang, ETF Bitcoin Spot dapat memberikan dampak positif terhadap harga Bitcoin. Keberadaan ETF Bitcoin Spot juga memudahkan para trader dalam aktivitas jual beli Bitcoin, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran ETF Bitcoin Spot memperluas likuiditas Bitcoin," ujar Oscar.

BERITA TERKAIT

Setelah pengumuman persetujuan ETF ini, harga Bitcoin mencapai USD47.642. Namun, pada Selasa, 23 Januari 2024, harga Bitcoin turun menjadi US$ 39.718 atau setara dengan Rp 621,8 juta.

Oscar menyatakan bahwa penurunan ini hanyalah dinamika fluktuatif aset kripto yang dipicu oleh aksi taking profit dari pasar, terutama karena pada tahun 2023 terjadi kenaikan harga Bitcoin sebanyak 2 kali lipat.

Oscar juga menyatakan bahwa ETF Bitcoin Spot merupakan hal yang dinantikan oleh banyak trader saham, karena mempermudah mereka untuk berinvestasi dalam Bitcoin.

ETF Bitcoin Spot pertama akan hadir di Asia setelah permohonan diterima oleh Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC), hanya beberapa minggu setelah SEC menyetujui ETF BTC spot pertama di Amerika Serikat.

Namun, di Indonesia, Oscar menyebutkan bahwa masih ada ‘pekerjaan rumah’ besar untuk memperkenalkan ETF Bitcoin Spot, meskipun tidak menutup kemungkinan kehadirannya.

"Peraturan di Indonesia terkait ETF masih perlu disempurnakan. ETF dapat dibentuk dengan berbagai sistem dan tidak hanya untuk satu komoditas. Bisa jadi nanti di masa depan, satu ETF dapat mencakup beberapa komoditas, seperti kripto, emas, dan saham. Oleh karena itu, penting untuk menyelesaikan regulasi sebagai dasar dari keberadaan ETF ini," tutup Oscar. (Noverius Laoli/Kontan)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas