Berdiri di 2017, CoinEx Kini Jadi Ekosistem Bursa Kripto Terpadu
CoinEx Exchange memiliki ekosistem tersendiri, karena fokus pada jasa perdagangan aset kripto yang berskala global.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CoinEx yang berdiri di 2017 kini menjelma menjadi ekosistem terpadu dari perusahaan ViaBTC, salah satu pengelola bitcoin mining pool terbesar di dunia. Keduanya menginduk pada ViaBTC Capital. Selain itu ada CoinEx Charity yang juga berada di bawah ViaBTC Capital.
CEO CoinEx Haipo Yang mengatakan, CoinEx Exchange memiliki ekosistem tersendiri, karena fokus pada jasa perdagangan aset kripto yang berskala global, melayani ratusan negara di dunia.
“Secara umum, ekosistem CoinEx yang didirikan oleh ViaBTC bertujuan mempromosikan pengembangan dan aplikasi teknologi blockchain, di mana salah satu turunan darinya adalah aset kripto," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada media, Selasa (6/8/2024).
Ekosistem ini menganut prinsip pengguna adalah prioritas pertama dan menyediakan berbagai kebutuhan investor kripto, termasuk CoinEx Wallet, CoinEx Smart Chain, CoinEx Explorer, dan CoinEx Charity.
Baca juga: Januari-Juni 2024, Nilai Transaksi Aset Kripto di Indonesia Rp301,7 Triliun
Haipo menjelaskan, CoinEx mendukung lebih dari 1100 aset kripto dengan lebih dari 1600 trading pair. CoinEx juga melayani lebih dari 6 juta pengguna di lebih dari 200 negara dengan dukungan 16 bahasa, termasuk Indonesia.
Hal menarik dari CoinEx adalah platform ini menyediakan tempat trading kripto yang sederhana dan stabil dengan berbagai fitur.
"Fitur-fitur itu mencakup futures trading (perdagangan kontrak berjangka), margin trading, automated market maker (AMM), keuangan, strategic trading, dan layanan pinjaman kripto atau crypto lending," bebernya.
Untuk memastikan keamanan, CoinEx menggunakan mekanisme canggih untuk hot wallet dan cold wallet mereka, termasuk protokol multi-signature, pemisahan fisik sistem, pemantauan secara realtime, dan notifikasi otomatis.
"Kami juga telah mendirikan dana perlindungan yang mengalokasikan 10 persen biaya trading untuk mengamankan aset pengguna," tegas Haipo Yang.
Bagian dari ekosistem CoinEx lainnya yang diluncurkan pada Mei 2019 adalah CoinEx Wallet. Ini merupakan dompet kripto multi-chain yang mendukung lebih dari 55 blockchain besar dan lebih dari 1 juta token.
Dompet ini menawarkan berbagai fitur untuk meningkatkan pengalaman Web3, seperti dukungan banyak dompet, staking, DApp browser, cross-chain swap, dan akselerator transaksi.
CoinEx Wallet mengklaim melayani lebih dari 100 ribu pengguna dengan nilai transaksi kumulatif lebih dari US$1 miliar.
Ada pula CoinEx Smart Chain (CSC) yang merupakan blockchain terdesentralisasi dan efisien tinggi untuk aplikasi DeFi (decentralized finance). CSC menggunakan protokol konsensus Proof-of-Stake (PoS), mendukung hingga 101 node dan biaya transaksi rendah yang dilengkapi dengan kemudahan pelacakan transaksi, lewat CoinEx Explorer.
Di ekosistem CoinEx terdapat aset kripto CET yang diluncurkan pada Januari 2018. Kripto CET ini bisa digunakan untuk membayar biaya trading dengan kemudahan mendapatkan diskon khusus.
Pemegang CET juga mendapatkan keuntungan istimewa seperti insentif airdrop dan dukungan untuk proyek kripto berkualitas. Tak hanya itu, CET memiliki fitur burning untuk mengendalikan jumlah unit CET yang beredar di pasar.
Pantauan di Coinmarketcap Selasa siang, 8 Agustus 2024, harga CET diperdagangkan di kisaran US$0,06 dengan return selama setahun terakhir sebesar 100 persen.
"CoinEx menggunakan 20 persen dari pendapatan biaya transaksi harian untuk membeli kembali (buy back) kripto itu lalu membakar (burn) kripto CET setiap akhir bulan," kata Haipo Yang.
Dia menjelaskan, proses burn ini menghilangkan sejumlah unit CET dari peredaran secara permanen. Per 17 Juli 2024, CoinEx telah membakar lebih dari 7 miliar CET. Seiring dengan berkembangnya ekosistem CoinEx, CET diharapkan semakin banyak digunakan.