Industri Kripto Kembali Jadi Incaran Hacker, Terbaru Bursa Exchange Singapura Dibobol Rp 651 Miliar
Lebih lanjut, Lin menjamin bahwa BingX akan memberikan kompensasi atas kerugian yang terjadi menggunakan modal internal mereka.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Industri cryptocurrency kembali jadi incaran serangan hacker, terbaru bursa exchange atau jual beli aset kripto asal Singapura BingX mengalami serangan siber yang menyebabkan kerugian aset kripto mencapai 43 juta dolar AS atau sekitar Rp 651 miliar.
Serangan siber ini diketahui setelah perusahaan keamanan blockchain, PeckShield, mendeteksi ada penarikan aset kripto mencurigakan dalam jumlah besar.
Dalam keterangan resmi, PeckShield menjelaskan penarikan itu awalnya mencapai sekitar 26,3 juta dolar AS. Namun setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, PeckShield menemukan pencurian tambahan sebesar 16,5 juta dolar AS, sehingga total kerugian yang diderita BingX meningkat menjadi 43 juta dolar AS.
Baca juga: Bitcoin Rebound, Harganya Terbang di Atas 60.000 Dolar AS Jelang Sidang Jackson Hole The Fed
Untuk mengelabui perusahaan, PeckShield menyebut hacker memindahkan penarikan uang kripto ke beberapa wallet mencurigakan selama transaksi tersebut berlangsung.
Mengutip dari Daily Hold, daftar aset BingX yang di curi diantaranya meliputi Ether (ETH), Binance Coin (BNB), Polygon (MATIC), Arbitrum (ARB), hingga Avalanche (AVAX).
Pasca isu peretasan meluas hingga menjadi topik pembicaraan hangat di sosial media X, Chief Product Officer BingX, Vivien Lin, mengkonfirmasi bahwa tim teknis mereka mendeteksi adanya akses jaringan yang mencurigakan pada 20 September pukul 04:00 waktu Singapura.
Meski serangan siber yang menimpa perusahaan kemungkinan besar merupakan ulah hacker kripto, namun BingX menegaskan bahwa kerugian aset bersifat minor dan peretasan ini tidak berdampak signifikan terhadap bisnis BingX.
Ini lantaran BingX menggunakan sistem manajemen berlapis, dengan mayoritas aset disimpan di cold wallet dan hanya sedikit yang disimpan di hot wallet untuk penarikan.Oleh karenanya aset investor di BingX akan aman dan terlindungi,
Lebih lanjut, Lin menjamin bahwa BingX akan memberikan kompensasi atas kerugian yang terjadi menggunakan modal internal mereka.
Sebagai tindakan pencegahan, BingX telah menghentikan sementara penarikan aset dan memindahkan aset yang tersisa ke tempat yang lebih aman. Adapun proses pemeliharaan sistem diperkirakan bakal berlangsung sekitar 24 jam kedepan.
Industri Kripto Jadi Serangan Empuk Para Hacker
Serangan seperti ini bukan kali pertama yang menimpa industri kripto, sebelumnya Platform exchanger aset kripto kondang asal Indonesia, Indodax sempat mengalami peretasan hingga mengakibatkan kerugian mencapai 18,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 280,9 miliar.
Peretasan ini diketahui publik setelah perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts di akun X nya mengungkap telah mendeteksi transaksi mencurigakan yang diduga merupakan peretasan ulah hacker kripto.
Baca juga: Harga Bitcoin Terjun Bebas Jelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed
“PERINGATAN! Hei @Indodax, Sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di berbagai jaringan” ujar akun X @CyversAlerts.