Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daya Beli Warga RI Disebut Menurun, Asosiasi E-commerce Ungkap Animo Masyarakat Masih Baik

Selain itu, produk dengan harga menengah hingga rendah disebut masih memiliki permintaan yang relatif baik.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Daya Beli Warga RI Disebut Menurun, Asosiasi E-commerce Ungkap Animo Masyarakat Masih Baik
HO
Ilustrasi e-commerce 

Guna menghadapi berbagai kemungkinan ke depan, ia menyoroti pentingnya kehadiran promo harga dalam menarik konsumen.

Promo harga disebut bukan hanya tanggung jawab e-commerce, tetapi juga melibatkan penjual dan penyedia layanan pembayaran.

"Kalau teman-teman lihat kan, baik perbankan maupun fintech, kalau belanja apa, ada promo, cashback, kalau yang cicilan bebas sebulan lah. Itu juga jadi pendorong juga. Jadi bukan hanya dari marketplace-nya saja. Intinya, harga menjadi faktor, apalagi kalau di e-commerce" jelas Budi.

Kata Sri Mulyani Soal Daya Beli Menurun

Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah anggapan bahwa daya beli masyarakat Indonesia menurun

Ia menjelaskan bahwa untuk menilai daya beli, perlu dilihat dari berbagai indikator.

"Indikator yang paling frequent yang kita lihat kan seperti consumer confidence, tapi itu mungkin basisnya di perkotaan," kata Sri Mulyani ketika ditemui di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2024). 

Berita Rekomendasi

Menurut dia, jika dilihat dari berbagai indeks, daya beli masyarakat masih tergolong tinggi dan aktivitas masyarakat tetap stabil.

"Apakah indeks kepercayaan konsumen atau indeks retail atau indeks purchasing, kita melihat masih pada level yang stabil dan tinggi. Artinya tidak ada koreksi yang tajam tiba-tiba menurun tajam," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan bahwa persepsi tentang daya beli masyarakat seringkali dipengaruhi oleh studi soal kondisi kelas menengah.

Ia mengakui bahwa sebagian dari kelas menengah turun ke kelompok rentan. Namun, di saat yang sama, ada juga masyarakat miskin yang berhasil naik menjadi aspiring middle class.

"Dalam hal ini kita melihat adanya dua indikator. Yang miskin naik, tapi yang kelas menengah turun," ucap Sri Mulyani.

Ia menekankan bahwa penurunan kelas menengah biasanya dipicu oleh inflasi. Dengan inflasi yang tinggi, garis kemiskinan juga naik, sehingga beberapa dari mereka terpaksa jatuh ke bawah.

Sri Mulyani pun menegaskan bahwa secara keseluruhan, situasi masih konsisten, mengingat Indonesia tidak sedang berada pada kondisi inflasi yang tinggi, tetapi deflasi.

"Penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, maka garis kemiskinan naik, mereka tiba-tiba akan jatuh ke bawah. Jadi kita melihat sekali lagi konsisten," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas