Data Inflasi AS Melebihi Ekspektasi, Harga Bitcoin Bertahan di Posisi 62.000 Dolar AS
Peningkatan inflasi Amerika di luar dugaan membuat harga Bitcoin datar (sideways) dan belum dapat melewati angka US$64.000.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Oscar menekankan, ketidakpastian ekonomi global, ditambah dengan perkembangan geopolitik yang terus berubah, turut mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.
Saat ini, pasar kripto secara keseluruhan sedang berada dalam fase konsolidasi, dengan banyak investor yang masih mengadopsi pendekatan wait-and-see.
Menurutnya, potensi pemangkasan suku bunga yang biasanya menjadi katalis positif bagi Bitcoin, belum mampu mengatasi tekanan negatif dari kondisi ekonomi global yang tidak stabil.
Banyak investor yang masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari arah kebijakan Federal Reserve sebelum mengambil keputusan investasi yang lebih agresif.
Meskipun begitu, Oscar tetap optimis bahwa dalam jangka menengah hingga panjang, Bitcoin memiliki peluang untuk kembali menguat, terutama jika inflasi berhasil ditekan dan kebijakan moneter mulai melonggar.
"Dibalik tekanan jangka pendek ini, saya melihat peluang yang cukup besar untuk Bitcoin dapat pulih, terutama jika kondisi ekonomi global membaik dan pelonggaran moneter terjadi lebih lanjut," jelasnya.
Faktor politik juga mulai memainkan peran yang penting dalam menentukan arah pasar kripto ke depan.
Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, spekulasi mulai muncul terkait kemungkinan terpilihnya pemimpin yang lebih ramah terhadap aset digital, yang pada gilirannya bisa menjadi katalis positif bagi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
"Investor tetap optimis bahwa Bitcoin dapat mengalami pemulihan pada kuartal terakhir tahun ini, terutama jika kebijakan ekonomi global lebih mendukung sektor kripto," pungkas Oscar. (Akmalal Hamdhi/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Bitcoin (BTC) Sideways, Tertahan Laporan Data Inflasi AS yang di Luar Ekspektasi