TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah bos dan pemimpin di industri kripto menggelar pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, akhir pekan kemarin.

Adapun daftar tokoh penting yang hadir diantaranya, termasuk Michael Saylor, CEO MicroStrategy, sertA Zach Witkoff, salah satu pendiri bisnis kripto milik Trump sendiri, World Liberty Financial.

Tak hanya itu CEO Robinhood Markets, Vlad Tenev, juga dilaporkan hadir dalam undangan penting tersebut bersama yang lainnya.

Pertemuan yang dihadiri beberapa tokoh penting di Gedung Putih dimaksudkan untuk membahas ambisi Trump yang ingin menjadikan AS sebagai "pusat kripto dunia."

Baca juga: Diikuti Ribuan Peserta, Kompetisi UTC Dorong Pertumbuhan Investor Kripto

Mengutip dari Reuters, KTT ini menandai perubahan besar dalam kebijakan kripto AS, dengan Trump tidak hanya menyatakan dukungannya terhadap regulasi yang lebih jelas. Tetapi juga mengakhiri kebijakan "Operation Chokepoint 2.0" yang selama ini dianggap membatasi perkembangan industri aset digital.

KTT ini juga menjadi ajang bagi industri kripto untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan masa depan.

Dengan sikap yang lebih bersahabat dari pemerintah AS, para pelaku industri berharap bisa mengembangkan inovasi tanpa hambatan regulasi yang selama ini membatasi pertumbuhan aset digital di negeri tersebut.

"Untuk pertama kalinya, para pemimpin industri merasa mereka akan terlibat dalam diskusi yang kolaboratif," kata Les Borsai, salah satu pendiri Wave Digital Assets, sebuah firma investasi kripto, meskipun ia sendiri tidak mendapat undangan.

Sebelum KTT digelar, pekan lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan nama-nama lima aset kripto yang bakal dimasukkan ke dalam cadangan strategis cryptocurrency AS yang baru.

Dalam cuitannya di media sosial X, Trump menetapkan Bitcoin, Ether, XRP, Solana, dan Cordono sebagai aset yang akan masuk dalam cadangan strategis cryptocurrency AS.  Khusus Bitcoin dan Ethereum, kedua aset ini nantinya akan menjadi inti dari cadangan tersebut. "

Sejumlah investor menilai ketertarikan Trump pada sektor kripto sebagai bagian dari tren yang lebih besar dalam hal investasi dan teknologi yang berkembang. 

Trump kemungkinan melihat peluang untuk mengoptimalkan sistem keuangan dan mengurangi biaya transaksi internasional dengan memanfaatkan teknologi kripto.

Dengan memanfaatkan teknologi ini diharap dapat meningkatkan kecepatan dan keamanan transaksi, yang berpotensi merubah cara perdagangan internasional dilakukan.

Terpisah, menurut pejabat senior Gedung Putih, pemerintah AS saat ini diperkirakan memiliki 200.000 Bitcoin, setara dengan Rp 3,24 triliun berdasarkan kurs Rp 16.200 per USD. 

Namun, jumlah pastinya masih belum diketahui karena belum ada audit menyeluruh. Trump memerintahkan agar audit dilakukan untuk mengetahui jumlah aset digital yang benar-benar dimiliki oleh pemerintah AS.