Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Penjualan Lesu, Stok Mobil Baru Menumpuk

Penumpukan stok mobil sudah mulai berlangsung sejak akhir tahun lalu dan berlanjut sampai kuartal pertama tahun ini.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Penjualan Lesu, Stok Mobil Baru Menumpuk
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pekerja merakit mobil Chevrolet Spin di Pabrik General Motor Indonesia, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/5/2013). Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 58.000 meter persegi dan memperkerjakan 700 karyawan ini memiliki kapasitas produksi 40.000 unit per tahun. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penjualan dari distributor ke dealer (wholesale) sepanjang April 2013 naik 6,5 persen menjadi 102.176 unit dari bulan sebelumnya 95.936 unit. Namun, penjualan ritel naik tipis di bawah 1 persen menjadi 96.860 unit dibanding Maret dengan 96.123 unit.

Kondisi ini menyebabkan stok makin menumpuk. "April, terjadi penambahan stok 10.000 unit lagi. Kondisi ini sulit dihindari karena kapasitas produksi tiap-tiap merek naik dan mereka mau memanfaatkannya sehingga banjir di pasar," papar Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kepada KompasOtomotif, Rabu (8/5/2013).

Dia menambahkan  penumpukan stok mobil sudah mulai berlangsung sejak akhir tahun lalu dan berlanjut sampai kuartal pertama tahun ini. Kondisi makin parah karena pasar juga lesu. Sementara itu, dealer dengan bantuan agen tunggal pemegang merek (ATPM) merangsang dengan diskon.

"Semua merek menawarkan diskon dengan promonya besar-besaran! Kondisi pasar sebenarnya berat. Tetapi terpaksa didorong terus. Kita lihat sampai sejauh mana konsumen masih bisa serap," beber Sudirman.

Penjualan ritel naik setiap bulan. "Keuntungan setiap merek justru makin kecil karena diskon," lanjut Sudirman.  

Dia memprediksi enumpukan stok masih akan berlanjut sampai Mei tahun ini karena ATPM tidak bisa merevisi produksi yang sudah berjalan di tengah bulan. "Biasanya, setelah ada pengurangan permintaan dari divisi pemasaran dan penjualan, baru pabrik mengurangi produksi. Juni, produksi baru bisa diturunkan," tutup Sudirman.

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas