Indonesia Perlu Waspadai Industri Otomotif Thailand
Di tahun tersebut ekspor mobil utuh CBU dari Indonesia diperkirakan bisa tembus 200.000 unit, belum termasuk ekspor mobil terurai (CKD)
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia memang punya peluang menjadi kiblat industri otomotif di kawasan ASEAN di masa datang, dengan mengacu pada data penjualan mobil di Indonesia yang terus meningkat tajam dan puncaknya pada 2014 lalu, mencatat angka penjualan 1,2 juta unit dengan total produksi 1,3 juta unit.
Di tahun tersebut ekspor mobil utuh CBU dari Indonesia diperkirakan bisa tembus 200.000 unit, belum termasuk ekspor mobil terurai (CKD) ke sejumlah negara.
Namun praktisi otomotif I Made Dana Tangkas mengingatkan, pemerintah dan juga para pelaku industri otomotif Indonesia perlu mewaspadai Thailand. Thailand adalah ancaman terbesar bagi Indonesia untuk mendominasi pasar otomotif di kawasan ASEAN lantaran kapasitas produksi mobilnya yang luar biasa besar. Jauh lebih besar dari Indonesia.
"Yang patut diwaspadai adalah kapasitas produksi mobil Thailand yang saat ini jauh di atas Indonesia. Thailand punya kapasitas produksi terpasang 2,5 juta unit per tahun, yang sebagian mereka ekspor. Sementara, produksi mobil kita totalnya hanya sekitar 1,3 juta unit di tahun 2014," Made membandingkan.
Mengutip riset yang dilakukan Ipsos Business Consulting, pada 2014, utang rumah tangga masyarakat Thailand meningkat hingga 16,6 persen dibanding tahun sebelumnya yang membuat masyarakat Thailand kini kesulitan mendapat persetujuan kredit mobil.
"Tantangan Indonesia adalah bagaimana meningkatkan rantai pasokan, dalam hal ini kita harus memperkuat industri komponen agar industri otomotif mendapat pasokan komponen yang mencukupi untuk meningkatkan produksi," ujar Made yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Corporate and External Affairs di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini.
Menurut Made, tantangan ini harus segera dijawab. Sebab sektor otomotif menjadi penyumbang ekspor terbesar ketiga di dalam negeri. Di 2014, neraca perdagangan di sektor otomotif surplus hingga 2,5 miliar dolar AS. Sementara ekspor 4,5 miliar dolar dan impor 2 miliar dolar AS.
Penguatan industri komponen ini juga dirasa penting. Karena ekspor komponen dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan tumbuh menjadi 11 miliar dolar AS. Lima tahun ke depan pula industri otomotif akan menjadi barang ekspor ketiga terbesar setelah kelapa sawit dan alas kaki.
Made memprediksi, dalam lima tahun ke depan angka produksi Indonesia akan mencapai lebih dari 2 juta mobil per tahun. Banyak kalangan malah berani memperkirakan kalau dalam 10-15 tahun ke depan produksi mobil di Indonesia bisa mencapai 4-5 juta unit per tahunnya.
"Tidak sampai 10 tahun lagi diprediksi Indonesia akan menjadi production hub terbesar di Asia Tenggara. Indonesia akan menjadi kiblat otomotif ASEAN baik dari sisi penjualan maupun produksi," ujar Made Dana Tangkas, optimistis.