Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Otomotif

Anda Termasuk Satu Dari Tiga Tipe Manusia Ini? Jangan Mengemudi, Amat Berisiko !

Tiga tipe manusia ini amat berisiko kalau mengemudikan mobil. Apakah Anda termasuk satu dari tiga tipe itu? Berhati-hatilah!

Editor: Agung Budi Santoso

Tiga tipe manusia ini amat berisiko tinggi kalau mengemudi. Yakni orang yang kemampuan refleksnya rendah, orang yang kemampuan logikanya terlalu tinggi atau orang yang kinerja otaknya didominasi oleh otak kanan. Mengapa?

TRIBUNNEWS.COM - Mengemudi kini bisa disebut sebagai bagian dari perilaku.

Hal ini diungkap Direktur Psycho-biometric Lab R&D Talent Spectrum & Fingerprint Analysis, Adrian Benny Hidayat, saat Workshop Brain Based Driving (BBD), Selasa (13/10) lalu di Jakarta.

“Sejak lahir hingga dewasa, manusia memiliki dua perilaku yaitu sadar dan bawah sadar. Walau seluruh kegiatan itu dilakukan dengan sadar, ternyata mengemudi itu lebih banyak dipengaruhi oleh perilaku bawah sadar.


Teknologi keamanan mengemudi (safety driving) yang dikenalkan oleh Toyota Motor Corporation kepada awak media dari Indonesia termasuk Tribunnews.com di kota Tokyo Jepang, akhir Oktober 2015 lalu.

Mengapa? Karena dalam mengemudi bicara mengenai gerakan refleks. Jadi, intinya ini adalah tentang bagaimana kita menggunakan otak kita,” tukas pria yang akrab disapa Benny itu.

Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing, namun diharapkan keunikan tersebut tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Karena banyak dipengaruhi alam bawah sadar, tak menutup kemungkinan bawah sadar itu mendorong seseorang ke dalam situasi yang berbahaya.

Berita Rekomendasi

Dengan mengetahui keunikan diri masing-masing lalu mencari tahu cara mengatasinya, diharapkan dorongan itu tidak membahayakan.

Watak Asli

Kenapa begitu? Apa korelasinya dan pentingnya BBD ini dengan safety driving? Dijelaskan Benny, berkendara tidak hanya berhubungan dengan takdir dan nasib semata.

Menurutnya, sebuah kecelakaan terjadi karena adanya sebab akibat, sehingga secara langsung berhubungan dengan apa yang dilakukan sebelum kecelakaan itu terjadi.

Di sinilah pentingnya BBD untuk menjadi pengingat para pengemudi agar bertanggung jawab baik pada diri sendiri, keluarga dan juga sesama pengguna jalan.

“Sehingga kita bisa mengendalikan dorongan yang tidak kita sadari,” ujarnya. Sebagian manusia berpotensi memiliki risiko tinggi dalam mengemudi.

“Contoh orang yang kemampuan refleksnya rendah, orang yang kemampuan logikanya terlalu tinggi atau orang yang kinerja otaknya didominasi oleh otak kanan,” akunya.

Halaman
123
Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas