Pertamia Tetap Raup Untung Meski Premium dan Solar Turun Harga
Pertamina mengklaim merugi menjual Premium Rp 6,3 trliun setahun di wilayah luar Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertamina mengklaim merugi menjual Premium Rp 6,3 trliun setahun di wilayah luar Jawa-Madura-Bali (Jamali).
“Hitungan tersebut baru di luar Jamali saja Rp 6,3 triliun dan baru Premium Saja,” ucap Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero).
Namun hal ini bertolak belakang dengan temuan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB).
Mereka menilai harga jual Premium dan Solar, Pertamina masih mendapatkan margin keuntungan yang cukup besar.
Menurut Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB, setelah dikalkulasi hingga 1 tahun maka diketahui selisih harga jual BBM yang berlaku secara internasional dibandingkan harga jual BBM di Indonesia.
“Untuk Solar, selisih harga per tahunnya mencapai Rp 1,26 triliun. Kemudian Premium selisih per tahunnya mencapai Rp 20,4 triliun.
Selisih tersebut sudah dihitung dengan berbagai potongan pajak, biaya pengolahan dan distribusi atau dikenal dengan koefisien pengali (Alpha),” beber Ahmad yang yang akrab disapa Puput ini.
Berikut ini penjabaran lengkap terkait perhitungan selisih harga BBM internasional dengan harga BBM bersubsidi yang dijual di Indonesia, menurut versi KPBB:
Harga Jual Seharusnya Rp 5,580 Rp 6,200
Harga Resmi Saat Ini Rp 5,650 Rp 7,050
Selisih Rp 70 Rp 850
Asumsi Kebutuhan BBM Per Tahun 18 juta kiloliter 24 juta kiloliter
Potensi Selisih Yang Didapat Per Tahun Rp 1,26 Triliun Rp 20.4 Triliun