Kiat Mendetelsi Odometer Mobil yang Dimundurkan
Pelakunya bisa dijerat dengan Undang-Undang Konsemen ataupun dengan KUHAP pasal penipuan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ibarat racun sianida yang sulit dilacak jika sudah tercampur minuman. Begitu juga dengan praktik memundurkan kilometer (Jarak tempuh) pada indikator jarak tempuh yang sulit diketahui calon pembeli mobil bekas. Konsumen tak tahu soal kualitas mobil yang diinginkan dan berbeda dari ekspektasinya.
Kaitannya dengan soal keselamatan. Bayangkan dengan memundurkan odometer maka komponen semisal rem akan diperkirakan masih baru.
Padahal, kondisinya telah uzur dan wajib diganti. Ketika dipakai berpotensi membahayakan.
“Saya beli mobil dinyatakan tahun 2013 dengan jarak tempuh 50 ribu km (diklaim jarang pakai). Tapi nyatanya kondisi mobil banyak masalah.
Setelah ditelusuri ke bengkel ternyata kilometernya sudah di atas 150 ribu km,” ujar Nathan, warga Bintaro yang ditemui di sela servis berkala di salah satu bengkel umum.
Atas dasar itu, maka tak salah jika modus ini bisa dikategorikan sebagai tindak kriminal. Praktik seperti ini bisa dinyatakan sebagai tindak kriminal.
Sebab, membahayakan tanpa sepengetahuan konsumen. Bisa dijerat dengan Undang-Undang Konsemen ataupun dengan KUHAP pasal penipuan.
Permainan Oknum
Walau bukan modus baru, memundurkan odometer nyatanya masih marak terjadi. Belakangan modusnya kian canggih, seiring teknologi mobil yang computerized.
Perilaku ini dilakukan untuk meningkatkan nilai appraisal mobil yang ingin dijual. Aksi tipu-tipu ini nyatanya tak hanya dilakukan oleh bengkel umum, namun merambah pada bengkel resmi lewat permainan oknum.
“Iya modusnya ternyata dilakukan oleh jaringan used car APM.
Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan oleh front office, sehingga satu sama lain saling mengambil keuntungan,” ucap salah sumber yang merupakan mantan kepala cabang di salah satu dealer resmi APM.
Untuk mengindentifikasi, sebetulnya bisa dilakukan dengan melihat service record yang dapat dimintakan kepada bengkel resmi.
“Melalui service record maka akan ketahuan riwayat perawatan berkala secara terperinci. Selain itu dapat juga dikenali item penggantian part,” terang Dhaniar, Chief Instruktur Teknik Auto2000 Permata Hijau.
Riwayat servis juga bisa diketahui melalui buku servis berkala, umumnya terdapat keterangan yang menggambarkan riwayat servis.
Maka itu lebih aman tanyakan buku servis berkala. “Selain itu, bisa juga berkunjung ke bengkel resmi. Cukup sertakan STNK atau BPKB, nanti akan dibukakan riwayat servis. Kita punya sistem DCS (Dealer Communication System) yang terintegrasi seluruh Indonesia,” bilang Riecky Patrayuda, 4W National Service Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Hal senada juga diutarakan oleh Dhaniar. Melalui sistem yang dimiliki bengkel resmi, maka lokasi bengkel serta item pekerjaaan dan penggantian komponen bisa dilacak.
Lantas bagaimana jika servis tidak dilakukan di bengkel resmi? “Agak sulit kalau servisnya di bengkel umum. Tapi bisa dilihat pada gantungan oli yang biasanya ada di bawah setir atau melihat kondisi mesin dan perkabelannya,” kata Dhaniar.
Alatnya Dijual Bebas
Masih menurutnya, ia mengetahui hal ini lantaran pernah uji coba. “Dulu kita pernah uji coba di mobil Suzuki, tapi alat tersebut tidak efektif digunakan pada mobil Suzuki. Cara pakainya tinggal colok di OBD2. Ada buku panduannya juga kok,” lanjutnya.