Esemka Harus Tentukan Segmentasi Agar Bisa Bersaing di Pasar Otomotif
Pendirian pabrik mobil Esemka di Sambi, Kabupaten Boyolali, kabarnya mendapat respons positif sejumlah pihak.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Masih ingat dengan mobil Esemka? Mobil ini pernah mengantarkan Walikota Solo maju sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kemudian maju di pemilihan Presiden RI.
Ada kabar baru tentang mobil dari Solo ini. Direktur Utama Solo Techno Park (STP) Darsono mengatakan, jika ingin eksis, Esemka harus memiliki segmentasi pasar tersendiri mengingat persaingan industri otomotif di Tanah Air saat ini begitu ketat.
Karena itu, dia berharap PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), perusahaan yang dibentuk untuk merakit Esemka, mampu memilih segmentasi pasar yang jelas guna menjamin keberlanjutan industri tersebut.
Pendirian pabrik mobil Esemka di Sambi, Kabupaten Boyolali, kabarnya mendapat respons positif sejumlah pihak.
"Mobil Esemka harus memiliki segmentasi pasar tersendiri. Kalau bisa, segmentasi itu berbeda dengan produk mobil yang sudah ada, baik dari sisi kemampuan daya beli maupun segi lainnya," katanya.
Menurutnya, pemilihan segmentasi itu merupakan syarat mutlak bagi Esemka untuk bertahan di tengah persaingan industri otomotif. Apalagi, Esemka merupakan pemain baru, sementara para pesaingnya sudah relatif lama berkecimpung di dunia tersebut dan memiliki pasar tersendiri.
"Ketersediaan pasar juga akan menjamin keberlanjutan produksi Esemka. Tanpa pasar yang jelas, penjualan Esemka bisa tersendat dan jumlah produksi ikut terpengaruh," katanya.
Keberlanjutan produksi Esemka juga dianggap penting sebab komponen-komponennya masih harus didatangkan dari banyak industri.
"Komponen mobil cukup banyak. Keberlanjutan produksi perlu diperhatikan karena berhubungan dengan bisnis milik banyak pihak," katanya.
"STP sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Produksi Esemka kini sepenuhnya ditangani PT SMK. Akan tetapi, kami tetap berharap produk Esemka tetap mengedepankan kualitas," kata Darsono.
Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo juga mengapresiasi pendirian pabrik tersebut. Namun, dia mengaku tidak mengetahui pihak-pihak yang digandeng PT SMK dalam memproduksi mobil tersebut.
Spirit awal pengembangan mobil Esemka sebagai hasil karya anak bangsa, menurut dia, harus tetap dipertahankan. Apalagi, saat ini Indonesia sudah memiliki banyak pelaku usaha yang mampu memproduksi komponen kendaraan.
"Kalau memang ada kerja sama teknologi, lebih baik bekerja sama dengan negara yang sudah maju teknologinya," katanya.