Menghilang dari Indonesia, Ford Motor Tambah Investasi di Rusia
"Kami akan terus berinvestasi dan kini sedang memikirkan bentuk investasi yang akan dikucurkan di Rusia."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MICHIGAN- Bila Ford Motor Co memutuskan hengkang dari Indonesia dan Jepang pada awal tahun ini, beda halnya dengan aksi Ford di Rusia. Produsen mobil kenamaan asal Amerika Serikat (AS) itu bakal menambah investasi di Negeri Beruang Merah.
Mark Ovenden, Chief Executive Officer (CEO) Ford Motor Co menyatakan, peluang perusahaannya kembali menjadi pemimpin pasar di Eropa terbuka cukup lebar. Menurut Ovenden, pihaknya tengah bersiap menyambut pulihnya permintaan Eropa kala pertumbuhan ekonomi global kembali membaik.
Di Rusia sendiri, Ford telah membenamkan investasi senilai US$ 1,5 miliar dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Ovenden menyatakan akan terus membenamkan investasi di Rusia karena optimistis dengan pertumbuhan permintaan di negara tersebut.
"Kami akan terus berinvestasi dan kini sedang memikirkan bentuk investasi yang akan dikucurkan di Rusia," ujar Ovenden, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/4).
Dia menilai, Rusia memiliki potensi yang sangat baik bagi produk Ford dalam jangka panjang. Bayangkan saja, pada kuartal pertama 2016, penjualan produk Ford di Rusia meningkat hingga 93%.
Padahal secara global, penjualan Ford turun 17%. Pertumbuhan penjualan Ford yang atraktif di Rusia terjadi setelah pesaingnya, General Motors menarik diri dari pasar Rusia. Di Rusia, Ford memiliki perusahaan patungan bernama Ford Sollers.
Perusahaan ini merupakan kongsi antara Ford dengan Russian Sollers sejak tahun 2011. Tahun lalu, Ford Sollers mulai memproduksi model-model baru di Rusia. Antara lain, Ford New Focus, Mondeo, Fiesta, Transit dan Ford Explorer SUV.
Ford juga memproduksi jenis Kuga dan EcoSport SUV di Rusia. Ford Sollers tidak bisa memperkirakan apakah akan terjadi pertumbuhan penjualan yang pesat di tahun 2016 seperti yang terjadi pada kuartal pertama lalu.
Sebab, berdasarkan data Association of European Businesses, pasar mobil di Rusia tahun ini diperkirakan turun 5% menjadi sekitar 1,53 juta unit.
Pelemahan nilai tukar mata uang Rusia menyebabkan Ford bermaksud memproduksi lebih banyak mobil dari negara itu dan mengekspornya ke wilayah Eropa. "Terbuka peluang ekspor yang cukup besar," ujar Ovenden.
Penulis: Yuwono Triatmojo