Tiga Faktor yang Membuat Oli Mesin Rusak sehingga Wajib Diganti
Sesuai aturan yang berlaku, khususnya dari produsen kendaraan, oli mesin wajib mengalami pergantian pada jangka waktu tertentu.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sesuai aturan yang berlaku, khususnya dari produsen kendaraan, oli mesin wajib mengalami pergantian pada jangka waktu tertentu.
Namun, jika sengaja lalai atau sering lupa mengganti tepat waktu, mesin bisa cepat rusak.
Shofwatuzzaki, Shell Lubricant Technical Advisor Indonesia, mengatakan, sudah bukan sesuatu yang bisa ditawar lagi untuk mengganti pelumas mesin sesuai aturan.
Sebab, kemampuan oli yang ada di dalam mesin lama-kelamaan akan turun dan bisa merugikan mesin.
“Turunnya kemampuan atau performa oli mesin pasti terjadi di dalam mesin. Ini karena di dalam mesin ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kerusakan oli yang tidak bisa dihindari,” ujar Zaki.
Zaki melanjutkan, secara umum ada tiga faktor yang membuat oli rusak. Pertama yaitu temperatur panas, kemudian interaksi oli dengan udara, dan yang ketiga yaitu air.
“Panas dan udara di dalam mesin tentu sudah bisa dipahami. Namun, terkait dengan air, maksudnya adalah bukan air yang masuk dari luar mesin (banjir atau lainnya), kalau itu jelas pasti rusak, tapi air yang muncul dengan sendirinya,” ujar Zaki.
Jadi, tutur Zaki, ketika mesin mobil tidak digunakan atau dalam keadaan mati, suhu di dalam mesin akan menjadi rendah atau sama dengan suhu luar mesin.
Jika didiamkan dalam waktu cukup lama (satu malam) maka bisa terjadi pengembunan (air).
“Itulah air yang dimaksud. Maka dari itu, semakin lama menggunakan oli mesin, lebih dari waktu yang ditentukan (standar pabrikan), maka oli semakin banyak mengandung air. Maka dari itu, sebaiknya jangan terlambat untuk menggantinya agar kendaraan tidak cepat rusak,” ujar Zaki.