Honda Freed Kini sedang 'Koma'
Honda Freed kini sedang koma, pihak Honda Prospect Motor (HPM) belum terlihat mau membuatnya siuman.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Honda Freed kini sedang koma, pihak Honda Prospect Motor (HPM) belum terlihat mau membuatnya siuman.
Model MPV boxy dengan pintu geser ini masih dirakit di Karawang, Jawa Barat, tapi kalah prioritas dari model lain yang lahir di jalur produksi yang sama, yaitu Jazz, Mobilio, BR-V, dan HR-V.
Freed mulai dijual di Indonesia sejak 2009. Pada masa emasnya, produksi pernah mencapai 2.000 unit per bulan, tapi kini semua sudah tinggal kenangan. Freed kehilangan pamor sejak HPM meluncurkan pengisi kelas MPV di bawahnya, Mobilio.
Pada 2013, tercatat dari data wholesales, Freed terjual 18.595 unit. Lantas drop ke 6.517 unit pada 2014.
Tren buruk kembali terjadi pada 2015, hanya 3.288 unit yang laku. Tahun ini pun tidak akan membaik sebab sudah muncul pula crossover BR-V.
“Market-nya banyak pindah ke Mobilio dan BR-V. Banyak sekali konsumen bekas Freed yang pindah, yang baru pun banyak yang pindah,” kata Jonfis.
Produksi Freed ditahan sebab HPM mau fokus pada pasar yang lebih besar. Pelan-pelan, Freed pun memudar.
Bahkan, pada Mei lalu Jonfis mengatakan sudah tidak ada unit yang dikirim ke diler, artinya hanya tinggal menunggu stok unit menjelang habis baru produksi berjalan kembali. Itu pun terbatas.
Masalah Freed bukan cuma itu. Jonfis mengatakan MPV dengan bodi mengotak tidak begitu disukai masyarakat yang cenderung menginginkan mobil stylish.
“Masalahnya mobil boxy orang tidak suka di sini. Bentuknya masih jadi masalah,” ungkap Jonfis.
Generasi baru
Kabar terbaru datang dari Jepang pada Mei lalu. Generasi kedua Freed yang masih terselubung kamuflase tertangkap kamera sedang diuji di jalan. Dari informasi yang beredar bakal menggunakan mesin baru, 3-silinder 1.0L turbo.
Jonfis mengaku sudah melihat sendiri unit tersebut, meski tidak mau mengungkap rencana lanjutan Freed di Indonesia.
“Kami belum final, lihat Honda Motor Comoany (prinsipal) bagaimana. Ya pasti dipelajari, apakah iya atau tidak belum final,” katanya.(Febri Ardani Saragih)