Bos Nissan Sebut Kehadiran Datsun Transmisi Matik sudah Keharusan
Datsun di Indonesia semakin jauh tertinggal dengan penjualan yang merosot tajam.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Datsun di Indonesia semakin jauh tertinggal dengan penjualan yang merosot tajam.
Mengawali 2017, Go+ Panca dan Go Panca cuma menyentuh 600-an unit per bulan.
Hasil ini ambles jauh 80 persenan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana pada dua bulan pertama masih bertengger di kisaran 3.000-3.200 unit.
Peringatan bahaya? Bisa jadi. Sejak kemunculan kompetitor sesungguhnya, Toyota Calya dan Daihatsu Sigra, Datsun langsung terpukul.
Beberapa kali Datsun Indonesia mengelak soal pengaruh produk kompetitor, tapi data berbicara.
Dari data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun lalu, sejak Calya-Sigra dikirimkan Juli, dua bulan setelahnya Datsun langsung melempem.
Dari angka 3.000-an, turun ke level 2.000-an dan pada September tinggal 800-an unit. Titik terendah Oktober yang cuma mengirimkan 230 unit.
Rupanya penderitaan itu masih berlanjut sampai awal tahun ini. Sementara sang pesaing utama, Calya dan Sigra, makin tak terbendung dengan masing-masing terjual 9.800-an dan 3.500-an unit sebulan.
Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Antonio Zara pun mengakui, bahwa Datsun sedang terjepit.
Dalam sebuah kesempatan belum lama ini, dirinya mengatakan bahwa Datsun butuh suntikan model baru, terutama menyediakan transmisi otomatis.
”Kami butuh itu (transmisi otomatis), karena saat ini tidak bisa bersaing di sana. Di negara berkembang lain, lebih dari 50 persen penjualan mobil menggunakan transmisi otomatis. Saat ini, penggunaan transmisi matik di Indonesia mencapai 25 persen, dan berpotensi tumbuh sampai 40 persen. Kami tidak bisa absen dari segmen yang tumbuh cepat ini,” ucap Toti ketika itu.
Ya, Datsun memang harus mempercepat apa pun untuk mengejar ketertinggalan. NMI pun dipastikan bakal melakukan berbagai upaya untuk menjaga momentum.