Ototips: Cara Mengatur Kekencangan Busi Agar Tenaga Mesin Tidak Ngempos
"Jika terjadi hal seperti ini, sebagian patahan busi akan tertinggal di dalam cylinder head dan akan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faris Santoso, warga Ciputat, Tangerang Selatan, suatu ketika dibuat kaget. Motor Honda Revo produksi tahun 2010 yang sehari-hari jadi teman setianya menuju kantor kerja tiba-tiba seperti kehilangan tenaga.
Tenaga yang dikeluarkan oleh motornya terasa kurang meski tuas gas ditarik lebih dalam. Laju motornya juga terasa kurang responsif. Beberapa hari setelahnya motor malah jadi susah distarter. Berkali-kali distarter dengan menggunakan kick starter juga tidak bisa.
Faris kemudian mencoba mencari tahu dengan menanyakan ini ke bengkel langganannya di dekat rumah. Sang mekanik bengkel umum kemudian menyarankan agar mengecek kondisi busi.
Baca: Pemuda di India Rudapaksa Kambing Bunting Hingga Tewas
Ternyata businya kendor dari posisi dudukannya.
Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia mengatakan, kasus seperti dialami Faris bisa menimpa siapa saja yang mengabaikan perawatan busi motor secara berkala.
Mengabaikan perawatan busi membuat tingkat kekencangan busi menjadi tak termonitor.
Diko menjelaskan, secara umum kerusakan busi banyak disebabkan oleh beberapa faktor. "Salah satu faktor yang paling dominan adalah dikarenakan kurangnya perawatan dan pada proses pemasangan dan pengencangan busi," ungkapnya.
Jika memasangnya terlalu kendur, dapat menyebabkan bocornya kompresi yang diakibatkan munculnya celah antara busi dan cylinder head.
Diko menjelaskan, busi yang kendur juga dapat meningkatkan resiko overheat karena perpindahan panas yang tidak sempurna yang diterima oleh busi.
Baca: Industri Sepeda Motor Indonesia Siap Sambut Euro 4
Baca: Seri Terbaru Scania New Truck Generation Tak Masalah Mengasup Solar Kotor
"Kerusakan lainnya yang dapat timbul oleh pemasangan busi yang kendur adalah akibat getaran mesin saat menyala dapat menyebabkan busi rusak atau terlepas dari cylinder head," jelasnya.
Kerusakan busi juga dapat terjadi apabila busi dipasang terlalu kencang, metal shell akan mengalami
tekanan akibat tekanan torsi yang berlebih. Akibatnya, busi bisa patah pada bagian ulirnya.
"Jika terjadi hal seperti ini, sebagian patahan busi akan tertinggal di dalam cylinder head dan
akan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit," ujarnya.
Diko menambahkan, untuk mengurangi permasalahan tersebut kuncinya adalah di proses pengencangan dengan pengaturan torsi yang sesuai.
Dia menyebutkan, setiap busi memiliki ukuran hexagon yang berbeda sehingga nilai torsi yang
dibutuhkan juga berbeda. "Cara yang paling mudah adalah menggunakan kunci torsi yang disesuaikan
nilainya sebelum mulai proses pengencangan," ungkap Diko.
Jika Anda tidak memiliki kunci torsi yang sesuai maka pengaturan sudut putar menjadi poin utama
dalam melakukan proses pengencangan pada busi.
"Memutar busi hingga 180 derajat sampai dengan 240 derajat sudah cukup untuk mengencangkan busi agar tidak lepas," sebutnya.
Selain itu petunjuk pengencangan semua tipe busi dapat dilihat pada bagian belakang bungkus busi yang disesuaikan dengan tipenya masing-masing agar lebih memastikan bahwa setiap tipe busi dibedakan berdasarkan bentuk diameternya.