Microfiber Vision Jadi Era Baru dalam Industri Jok Kulit Mobil
Microfiber vision ini menjadi babak baru dalam industri jok kulit mobil sehingga tampilan interior menjadi lebih menawan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia otomotif semakin berkembang dengan beragam inovasi dan teknologi yang dihadirkan. Hal ini seperti yang terlihat di gelaran pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD City, Tangerang.
Salah satunya adalah yang terkait dengan interior kendaraan. Banyak pelaku usaha di bidang ini yang melakukan inovasi dengan memoles interior mobil menjadi lebih berwarna dan istimewa.
Misalnya saja, seperti yang dilakukan oleh Classic Interior Car yang bermarkas di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Hardianto, CEO Classic menjelaskan, saat ini teknologi mutakhir dalam industri interior mobil, salah satunya dengan menggunakan material kulit microfiber vision.
Fokus memodifikasi kendaraan-kendaraan mewah, Classic sangat detail dalam pemilihan bahan baku yang akan digunakan.
Menurutnya, microfiber vision ini menjadi babak baru dalam industri jok kulit mobil sehingga tampilan interior menjadi lebih menawan.
“Vision ini menjanjikan kemewahan tapi dengan harga yang lebih terjangkau. Bagi kami, vision dengan teknologi terbaru ini merupakan era baru dalam jok kulit mobil,” sebut Hardi.
Baca: Mengintip Interior Mobil Mewah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
Nah, material ini pula yang dihadirkan oleh Classic Interior Car dalam perhelatan GIIAS 2018 kali ini.
Diakuinya, selama ini pihaknya juga selalu mengutamakan material terbaik dalam setiap karyanya. Untuk itulah, Hardi banyak memakai material impor dari berbagai negara di dunia.
Selain itu, yang juga sangat diperhatikan olehnya adalah yang terkait dengan kenyamanan, keamanan, dan kemewahan. Sebab, ketiga hal tersebut menjadi dasar terpenting dalam berkendara.
Classic juga telah tergabung dalam Indonesia Authorized Trimmer Summit (IATS) sebagai asosiasi resmi para pelaku di industri interior mobil yang bersertifikat standar internasional.
“Komitmen kami setiap pekerjaan yang dilakukan selalu mengacu pada standar SNIATS (standarisasi nasional IATS) yang setara dengan bawaan pabrikan atau biasa disebut OEM (original equipment manufacture),” kata Hardi.