Bos Suzuki Lagi Pelajari Model Baru yang Cocok di Indonesia
PT SIS dan PT Suzuki Indomobil Motor telah memperkaya konten lokal sebanyak 95 persen dan 35 persen omzet yang diperoleh berasal dari ekspor.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pilar Suzuki secara global, yaitu Jepang dan India. Kedua negara tersebut berkontribusi cukup banyak dalam hal produk hingga hasil penjualan, dan Indonesia pun dipercaya bisa seperti itu.
Sebagai langkah untuk mencapai itu, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) melakukan berbagai persiapan yang fokus kepada pengembangan sumber daya manusia yang nantinya akan berpengaruh terhadap kelangsungan rencana jangka panjang sebagai pilar ketiga.
"Di antara tiga pilar, kami ingin memperkuat sumber daya manusia sebagai software. Langkah ini kami lakukan guna menyesuaikan arahan dari Kementerian Perindustrian terkait industri 4.0," ujar Seiji Itayama, President Director PT SIS, Senin (6/8/2018).
Itayama melanjutkan, sebagai contoh sejak dua tahun lalu sudah mulai mengirim calon manajer pabrik untuk belajar ke Jepang selama enam bulan dan mengikuti pertemuan global.
Meski begitu, tetap ada tantangan dimana pengembangan sumber daya manusia berperan penting dalam menyusun jaringan di dalam dan di luar perusahaan, berpikir cerdas dan mampu menata lingkungan yang dapat memotivasi karyawan.
Persiapan globalisasi sumber daya manusia di Suzuki juga meliputi pembentukan struktur manajemen baru yang berpusat pada jajaran direktur dan konvensi strategi manajemen, memperkuat manajemen global, peningkatan nilai perusahaan, dan memperkuat manajemen risiko.
Baca: Mau Bangun Pabrik di Indonesia, Hyundai Berhadap Dapat Lahan Gratis
Selain itu, PT SIS dan PT Suzuki Indomobil Motor telah memperkaya konten lokal sebanyak 95 persen dan 35 persen omzet yang diperoleh berasal dari ekspor.
Keseimbangan antara ekspor-impor dan pelemahan rupiah bisa saling impas. Persiapan ekspor dan pembuatan konten lokal Suzuki di Indonesia juga selaras dengan salah satu rangkaian upaya Suzuki Next 100 dalam meningkatkan produktivitas secara global.
"Mengenai produk, sedang mempelajari produk apa saja yang cocok dipasarkan di Indonesia baik itu mobil atau motor," kata Itayama.