Isuzu, Mitsubishi Fuso, Hino Siap Jalankan Biodiesel 20 Persen
Presiden Direktur IAMI Jap Ernando Demily menyatakan semua kendaraan Isuzu sudah siap mengikuti program B20.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Eldo Christoffel Rafael
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah Agen Pemegang Merk (APM) bersiap menjalankan program kewajiban perluasan campuran biodiesel dengan solar sebesar 20% atau B20 yang berlaku mulai akhir pekan lalu.
Salah satu APM yang menyatakan siap adalah PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI).
Presiden Direktur IAMI, Jap Ernando Demily menjelaskan, semua kendaraan Isuzu sudah siap mengikuti program B20.
Bahkan sejak Agustus lalu bagian produksi IAMI sudah melakukan beberapa perubahan (adjustment) di bagian saluran bahan bakar.
"Kami ada investasi sedikit yang berkaitan dengan tooling supplier. Yang jelas, semua kendaraan Isuzu siap untuk menjalani program ini," ungkap Ernando kepada KONTAN, Minggu (2/9/2018).
Untuk kendaraan baru, dia menyebutkan tidak ada masalah untuk mengikuti program mandatori B20. Hanya saja, bagi kendaraan lama yang baru menggunakan B20, maka perlu lebih sering mengganti filter kendaraan.
Dengan penerapan B20, Ernando berharap, peta jalan (road map) biodiesel bisa segera diimplementasikan.
Dengan begitu, pabrikan bisa memperhitungkan waktu dan investasi untuk research and development (R&D).
"Kami sudah beraudiensi bersama Gaikindo, Aprobi (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), pengusaha tambang dan kapal. Mereka semua mengharapkan kebijakan pemerintah dapat konsisten," tambah Ernando.
Baca: Produsen Bus dan Coach Australia Tertarik Tampil di Ajang Busworld Jakarta, Maret Tahun Depan
Director of Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Duljatmono juga memaparkan, sejak 2016 lalu truk Fuso siap untuk ikuti program B20. Bahkan kendaraan Colt Diesel sudah dilengkapi spesifikasi tambahan double filter.
Konsumen pun sudah mengetahui penggantian filter akan lebih cepat dari semestinya.
"Jika kendaraan sebelum 2016, tentu biaya perawatan bertambah, tetapi tergantung kondisi pemakaiannya," jelas Duljatmono kepada KONTAN, kemarin.
Dia menambahkan, apabila pemerintah ingin program mandatori B20 berlanjut ke B100 dan seterusnya, maka perlu ada kajian teknis bersama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.