Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) secara resmi melepas ekspor sepeda motor ke 1,5 juta unit.

Acara pelepasan ekspor pun di hadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang ditemani oleh sejumlah Menteri, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Executive Vice President PT YIMM, Dyonisius Beti mengatakan, jumlah tersebut meningkat sebesar 14,7 kali lipat dalam kurun waktu empat tahun.

"Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden yang telah berkenan datang melepas ekspor motor ke 1,5 juta dan 5,3 juta set CKD," ujar Dyon di Pabrik Yamaha, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (3/12/2018).

PT YIMM memang dipercaya oleh principal Yamaha Jepang untuk pemenuhan kebutuhan sepeda motor Yamaha di pasar global.

Baca: Indikator Bensin Yamaha NMAX Tetap Normal Bila Tangki Di-upgrade?

Angka ekspor tersebut secara signifikan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia dengan mencatatkan surplus sebesar Rp 11,8 triliun atau USD 813,6 juta untuk tahun 2018.

Angka ekspor tersebut direalisasikan dalam produk motor XMAX, LEXI, AEROX, YZF-R3, YZF-R25, MT-03, MT-25, YZF-R15, MX-KING dan beberapa model lain dengan tujuan ekspor ke 45 negara di 5 benua.

President Director & CEO PT YIMM, Minoru Morimoto menyebutkan hal ini menjadi pengakuan dunia atas kualitas sepeda motor produksi Indonesia.

"Pencapaian ekspor Yamaha Indonesia ini sangat membanggakan. Produk-produk Yamaha saat ini telah menjadi kebanggaan Indonesia yang mendunia," ujar Minoru dikesempatan yang sama.

Saat ini, pabrik YIMM di Pulo Gadung memproduksi sepeda motor untuk kebutuhan pasar domestik dan global dengan presentase masing-masing 75% dan 25%.

Model Yamaha XMAX menjadi model terakhir yang memenuhi jumlah 1,5 juta unit ekspor pada November 2018 ini, sedangkan NMAX menjadi model yang paling banyak di ekspor dengan jumlah hampir 200 ribu unit.

Dalam acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.