Soal Mobil Jokowi, BMW Group Masih Tunggu Keputusan Pemerintah
BMW sudah menjadi kendaraan dinas korps diplomatik. Mulai dari kedutaan besar, pemerintahan, dan organisasi internasional.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BMW Group Indonesia mengaku masih menunggu jawaban dari pemerintah melalui Kementerian Sekretarian Negara (Kemensetneg) terkait pengadaan mobil dinas kepresidenan.
"Iya kami masih menunggu, belum ada update. Kami sudah berikan semua informasi mulai dari seputar product knowledge. Kalau perlu ada sesi pengenalan khusus, kita siap," kata Ismail Ashlan, Corporate Communications BMW Group.
Lebih jauh, Ismail menerangkan bila BMW sudah menjadi kendaraan dinas korps diplomatik. Mulai dari kedutaan besar, pemerintahan, dan organisasi internasional.
"Di Jakarta, lebih ada 20 kedutaan yang menggunakan BMW Seri 7 dan Seri 5," tambah dia.
BMW diketahui menawarkan sedan premium Seri 7 dengan layanan BMW Security Vehicle. Sedan ini nantinya didesain terhadap beberapa serangan yang mungkin terjadi seperti peluru, bahkan ledakan bom.
Sebelumnya seperti diberitakan, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pengadaan ini dilakukan karena kondisi kendaraan dinas presiden, wapres dan menteri sudah tidak layak.
"Kan mobil dinas bapak presiden sudah melebihi waktunya dan mobil itu adalah mobil khusus, contohnya anti peluru dan lain-lain. Dan elektroniknya itu ada umurnya, jadi ada umur 10 tahun ya sudah. Kalau sudah 10 tahun mungkin juga kalau diperbaiki sulit," kata Heru di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
"Ya kan berkali-kali, power windownya enggak jalan, elektriknya enggak jalan, lantas pernah semua sound system di dalam mobil bunyi. Radio semua bunyi kan enggak nyaman. Kira-kira begitu," sambung Heru.
Baca: Perpres Keluar, BMW Siap Perbanyak Model Mobil Listrik di Indonesia
Heru menjelaskan, saat ini ada delapan mobil dinas yang digunakan presiden dan wapres berjenis Mercedes Benz S600 Guard.
Namun keduanya sudah berumur lebih dari 10 tahun dan sudah digunakan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, jumlah mobil yang hanya delapan buah dirasa kurang untuk menunjang agenda Presiden Joko Widodo yang kerap blusukan ke berbagai daerah.
Oleh karena itu, Istana menambah dua mobil lagi. Sudah ada dua merek yang bertarung menawarkan produknya. Keduanya adalah Mercedes-Benz dan BMW.
"Besok kan beli mungkin dua, tahun depan tambah dua," kata Heru.
Heru mengatakan, dua mobil dinas baru itu nantinya akan dijadikan kendaraan dinas inti presiden dan wapres. Sementara delapan mobil lama akan dijadikan menjadi kendaraan cadangan.
Sementara itu, untuk kendaraan dinas menteri, Kementerian Sekretariat Negara juga sudah mengajukan pengadaan baru karena kendaraan dinas saat ini dianggap sudah tidak layak.
Tender untuk mobil menteri ini sudah dimenangkan oleh PT Astra Internasional Tbk.
"Wajar lah menteri juga Toyota Crown sudah lebih dari 10 tahun, saya dengar beberapa menteri enggak pakai kendaraan itu karena sering mogok. Mesinnya panas dan lain-lain," kata Heru.