Teknik Pengereman Darurat Motor Non ABS hingga Cara Mengerem Berdasar Tingkat Kecepatan
Berikut ini Teknik Pengereman Darurat Motor Non ABS hingga Cara Mengerem Berdasar Tingkat Kecepatan
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sebab pembagian porsi cengkeraman rem sudah diatur oleh sistem.
"Kalau sudah pakai ABS, rem diremas dan kaki dibejek abis tidak apa-apa karenan nanti pengereman diatur oleh sistem," ujar Jusri.
Teknik Pengereman Berdasar Tingkat Kecepatan
Baca: Indonesia International Motor Show 2021 Jembatan Dinamis Kembalikan Kejayaan Industri Otomotif
Jusri juga mengatakan bahwa motor merupakan kendaraan yang tidak mengenal stabilitas saat bergerak.
Jadi menguasai motor yang kamu kendarai adalah hal yang wajib.
Teknik pengereman juga bisa didasari oleh tingkat kecepatan.
Ia mengatakan, bahwa jika kondisi motor pelan pada kecepatan di bawah 30 km/j, disarankan hanya mengandalkan rem belakang saja.
“Sebab rem depan terlalu pakem, terutama yang sudah disc brake (cakram). Saat pelan, memakai rem depan mudah sekali membuat roda terkunci, dan kalau terkunci motor bisa langsung rebah,” ujar Jusri.
Jika pada kecepatan 30-80 km/j, maka menggunakan kombinasi tiga rem, rem depan dan belakang, serta dibantu engine brake.
“Caranya, dapatkan engine brake dengan menutup gas, dan ketika kecepatan sudah mulai turun baru gunakan kedua rem (rem depan dan belakang) secara halus dan bertahap. Jika masih kurang cukup, maka aplikasikan engine brake tahap kedua dengan memindahkan gir ke posisi lebih rendah,” ujar Jusri.
Jika kecepatan sudah menurun hingga 30 km/j, maka bisa menggunakan rem belakang saja.
Ia juga menambahkan jika kecepatan sudah di atas 80 km/j yang sudah termasuk dalam kategori kencang.
“Ketika kita mau ngerem pada kecepatan di atas 80 kpj, maka yang pertama harus dilakukan adalah menutup gas, kemudian baru rem depan tunggal. Begitu kecepatan turun hingga 80 kpj, baru gunakan kombinasi tiga rem tadi,” katanya.
(Tribunnews.com/Renald)(Kompas.com/Aprida Mega Nanda)