Ke Kantor Bareng Gatot Kaca? Ini Cerita Unik Penumpang Grab di Masa New Normal
layanan GrabBike Protect sebagai perlindungan tambahan bagi pengemudi dan pelanggan mereka di sejumlah kota di Indonesia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Lewat Permenhub Nomor 41 tahun 2020, kini masyarakat bisa kembali menikmati layanan transportasi ojek online yang sebelumnya dilarang beroperasi selama masa PSBB di beberapa daerah.
Walaupun begitu pada masa new normal ini ada beberapa aturan kesehatan yang harus dipatuhi bagi para penumpang dan pengemudi ojek online.
Salah satunya dilakukan jasa penyedia transportasi online Grab yang menghadirkan layanan GrabBike Protect sebagai perlindungan tambahan bagi pengemudi dan pelanggan mereka di sejumlah kota di Indonesia.
GrabBike Protect dilengkapi dengan partisi plastik sebagai pemisah untuk meminimalisir kontak antara penumpang dan pengemudi.
Dengan begini penumpang dan pengemudi dapat terus beraktivitas walau di tengah pandemi.
Saat akan menaiki ojek online pun, untuk menjaga kebersihan, para pengemudi Grab akan memberikan masker dan hand sanitizer kepada setiap penumpang.
Penerapan protokol kesehatan pada masa new normal ini pun telah diterapkan di dua kota besar Indonesia, yakni Semarang dan Yogyakarta.
Di Yogyakarta para pengemudi yang menggunakan partisi plastik ini jadi pusat perhatian.
Salah satunya yang dialami Adhitya Saputra, mitra pengemudi yang termasuk pertama kali mendapatkan alat perlindungan ini.
Menurutnya alat perlindungan ini layaknya seperti baju Gatotokaca. “Kowe iki koyo Gatotkaca,” candanya.
Walau begitu, menurutnya ini demi menjaga kesehatannya selama bekerja.
“Alat ini dipakai untuk perlindungan saya dari wabah tak terlihat yang bisa saja saya dapatkan di jalanan,” ujar Adhitya.
Bagi sebagain besar penumpang pun, kehadiran partisi plastik ini tak hanya memberikan rasa aman namun juga jadi topik membuka percakapan dengan para pengemudi ojek online.
“Selain jadi perlindungan kesehatan tambahan, penumpang sering buka obrolan basa-basi atau tanya fungsi ini (partisi plastik). Apalagi dulu beberapa penumpang sering jaga jarak pas di motor. Sekarang mereka merasa lebih aman kalau ngobrol dengan saya,” ujarnya.
Dari segi keamanan dan ketahanan sendiri, GrabBike Protect ini sudah aerodinamis sehingga tetap aman digunakan dalam kecepatan normal sekitar 60-90 km.
Selain memberikan masker tambahan dan hand sanitizer setiap penumpang naik, Adhitya pun juga selalu menyemprotkan partisi plastik milikinya sehingga aman untuk dinaiki penumpang berikutnya.
Di Yogyakarta sendiri, masyarakatnya tak merasakan PSBBB melainkan hanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) saja, sehingga penumpang pun masih bisa menaikin transportasi ojek online.
Hal yang hampir mirip juga hadir di Semarang. Budiyono merupakan salah satu mitra pengemudi yang mendapatkan GrabProtect demi melindungi masyarakat Semarang yang menggunakan jasanya.
Diminta membatu tenaga medis, mulai dari segi transportasi dan mengantar makanan, ia diberikan GrabBike Proctect, masker, sarung tangan, hand sanitizer, desinfektan, jas hujan, serta penutup sepatu saat masuk ke dalam rumah sakit.
Sebelum naik, penumpang pun diberikan hand sanitizer. “Maaf Pak/Bu/Mas/Mbak, pakai ini dulu ya sebelum naik,” ujar Budiyono.
Walaupun demi kebaikan mereka, ada kala beberapa penumpang enggan memakain masker.
“Ada kalanya saya menawari penumpang masker untuk orang-orang yang enggak pakai. Yap, masih ada warga Semarang yang seperti itu,” ujarnya.
Dari penerapan penggunaan GrabBike Protect di Yogyakarta dan Semarang, bisa dibilang menjadi awal dari persiapan Grab dalam melindungi para mitra pengemudi GrabBike dan penumpangnya saat menghadapi masa new normal ini.
“Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran terhadap keamanan dan kebersihan di berbagai industri. Keamanan selalu menjadi fokus utama Grab dan melalui program seperti GrabProtect, kami telah meningkatkan standar kebersihan di industri ride-hailing. Bersama dengan mitra pengemudi, kami akan mendorong perilaku bersih yang lebih baik sebelum perjalanan dimulai,” ujar Director of 2-Wheels & Logistics Grab Indonesia Tyas Widyastuti.