Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Industri Otomotif Dinilai Masih Tetap Prospektif, Pengaruh Populasi Kelas Menengah

Industri otomotif nasional pada masa pandemi Covid-19 dinilai masih tetap prospektif.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Industri Otomotif Dinilai Masih Tetap Prospektif, Pengaruh Populasi Kelas Menengah
dok Dyandra Promosindo
Ilustrasi pameran otomotif 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri otomotif nasional pada masa pandemi Covid-19 dinilai masih tetap prospektif.

Itu terlihat tingginya kapasitas produksi, volume penjualan, pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan, hingga pengaruh populasi masyarakat kelas menengah.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan pertumbuhan industri otomotif nasional ke depan masih akan menunjukkan geliat yang cukup atraktif.

Menurutnya, hal ini didorong pertumbuhan jumlah kelas menengah rata-rata sebesar 12 persen per tahun sesuai laporan Bank Dunia.

"Dalam laporan Bank Dunia, jumlah kelas menengah di Indonesia pada 2018 telah menembus 30 persen dan angka tersebut meningkat pada 2019 mendekati separuh dari populasi penduduk Indonesia atau sekitar 115 juta penduduk saat ini masuk dalam kategori kelas menengah," kata Putu di Jakarta, Minggu (19/7/2020).

Baca: Gaikindo Batalkan Pameran Otomotif GIIAS 2020 di Surabaya September Ini

Dia bilang perkembangan jumlah kelas menengah tersebut sebagai elemen utama penggerak roda produksi kendaraan bermotor di Indonesia.

BERITA TERKAIT

Di samping itu, gencarnya pembangunan infrastruktur jalan tol dan jalan umum dalam beberapa tahun terakhir, dan rasio kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia yang masih relatif rendah yaitu 87 kendaraan per 1.000 penduduk.

Pada 2019, produksi kendaraan roda empat mencapai 1,28 juta unit kendaraan (setara 13,17 miliar dolar AS) atau turun 4,2 persen dari tahun sebelumnya.

Kinerja ekspor kendaraan bermotor tahun 2019 baik dalam bentuk CBU (mobil dalam keadaan utuh) maupun CKD (mobil dirakit di dalam negeri) mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun sebelumnya yaitu untuk ekspor CBU sebanyak 332 ribu dan ekspor CKD sebanyak 511 ribu set.

Penjualan kendaraan bermotor (KBM) roda empat atau lebih pada 2019 masih didominasi jenis kendaraan multifungsi (MPV) di bawah 1.500 cc sebanyak 442 ribu unit atau menyumbang sekitar 43 persen dari total penjualan nasional.

Baca: Diapresiasi Pekerja Otomotif, Mensos Yakin Bansos Jadi Penggerak Perekonomian

Kemudian penjualan jenis kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) di bawah 1.200 cc sebanyak 217 ribu unit atau menyumbang sekitar 21 persen dari total penjualan nasional.

Putu mengatakan saat ini Indonesia memiliki 22 perusahaan industri KBM roda 4 atau lebih yang memiliki fasilitas perakitan dan atau manufaktur di dalam negeri dengan kapasitas produksi sekitar 2,2 juta unit per tahun.

"Industri KBM menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 75 ribu orang serta tenaga kerja tidak langsung sebanyak 1,5 juta orang," paparnya.

Di samping itu, saat ini ada sekitar 1.550 perusahaan industri bahan baku dan komponen otomotif dalam negeri yang terdiri atas 550 perusahaan industri merupakan tier 1 dan 1.000 perusahaan industri merupakan tier 2 dan 3.

Dari jumlah tersebut, 237 perusahaan industri tergabung dalam GIAMM (Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor) dan 128 perusahaan industri tergabung dalam PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif).

Baca: Wuling 1000 Days, Kiprahnya dalam Otomotif Indonesia

Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengakui industri otomotif nasional bahkan dunia, memang sempat turun karena adanya Covid-19.

Data 10 tahun belakangan volume penjualan dalam negeri rata-rata sudah di atas satu juta dari 2010-2011.

Dikatakan, volume penjualan otomotif paling rendah akibat pandemi adalah pada Mei, yakni hanya mampu menjual 3.551 unit, padahal biasanya bisa melakukan penjualan sekitar 90 ribu-100 ribu unit.

"Tapi pada bulan Juni volume penjualan mulai membaik lagi dan sudah mencapai lebih 12 ribu-an unit. Ini merupakan sinyal bagus untuk segera pulih untuk sektor otomotif," kata Kukuh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas