Pabrikan China Kembangkan Mobil Berbahan Bakar Metanol
Aiways, sedang membangun sebuah pabrik yang akan memproduksi sel bahan bakar hidrogen inovatif berbasis metanol di Gaoping, Provinsi Shanxi, China.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan otomotif asal China, Aiways, sedang membangun sebuah pabrik yang akan memproduksi sel bahan bakar hidrogen inovatif berbasis metanol di Gaoping, Provinsi Shanxi, China.
Startup China ini berharap dapat menawarkan sel energi baru ini sebagai alternatif yang layak untuk desain kendaraan berbasis listrik dan hidrogen yang lebih konvensional.
Merek bawahan Aiways yakni Roland Gumpert (RG) sudah memiliki mobil sport bernama Nathalie yang menggunakan teknologi metanol.
Mengutip Formacar, Senin (17/8/2020), RG meluncurkan Nathalie sebagai prototipe beberapa tahun lalu.
Untuk memproduksi Nathalie secara massal, RG menyeebut telah menemukan mitra legal pada Maret tahun ini.
Baca: Startup Ini Siap Jadi Pesaing Tesla, Bikin Mobil Listrik dengan Jangkauan Lebih dari 1.000 Km
Nathalie dijadwalkan akan muncul di Eropa tahun depan dengan harga 407.000 Euro atau setara Rp 7,1 miliar untuk trim Edisi Pertama.
Mobil sport ini digerakkan oleh motor listrik yang dipasang di empat roda yang tenaganya berasal dari baterai 60 kWh, jika baterai habis, mesin akan mengambil bahan bakar dari tangki 65 liter yang diisi dengan 60 persen metanol.
Baca: Bakrie-Ithaca Bangun Industri Metanol Senilai 2 Miliar Dolar AS di Kaltim
Kecepatan maksimalnya mencapai 544 PS, mesin yang dipasang memungkinkan mobil untuk sprint dari 0-100 km / jam hanya dalam 2,5 detik dan maksimal pada kecepatan 300 km / jam.
RG Nathalie akan diproduksi di Shangrao, Cina dan Ingolstadt, Jerman, dimana anak perusahaannya bernama Gumpert Aiways Automobile berada.