Meski begitu, akumulasi penjualan mobil di delapan bulan pertama tahun ini masih belum memuaskan.

Kalau ditotal, wholesales mobil nasional di pasar domestik sepanjang Januari - Agustus 2020 hanya mencapai 323.507 unit, atau turun 51,3% dibanding realisasi wholesales pada periode sama tahun lalu yang mencapai 664.134 unit.

Dengan capaian tersebut, maka realisasi wholesales di delapan bulan pertama baru mencappai 53.91% dari target penjualan 600.000 unit. 

Sementara itu, akumulasi penjualan ritel mobil nasional di pasar domestik sepanjang Januari - Agustus 2020 tercatat mencapai 364.034 unit, turun 46,4% dibanding realisasi penjualan ritel periode sama tahun lalu yang mencapai 679.263 unit.

Capaian tersebut baru mencapai 60.67% dari angka 600.000 unit.

Belum tuntas pemulihan, pelaku industri otomotif masih dihadapkan dengan tantangan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid 2 di wilayah DKI Jakarta.

Baca: Soal Relaksasi Pajak Kendaraan Nol Persen, Ini Kata Gaikindo

Kontribusi penjualan mobil di wilayah DKI Jakarta sendiri porsinya tidak kecil dalam total penjualan nasional.

Catatan Gaikindo, penjualan mobil di wilayah DKI Jakarta bisa mencapai 30-40% dari total penjualan mobil nasional.

Baca: Harga SUV Jadi Murah! Fortuner dan Pajero Sport Hanya Rp 200 Juta Jika Pajak Mobil Baru 0%

Meski begitu, hal ini tidak lantas membuat Gaikindo pesimistis. Jongkie mengaku masih belum bisa menaksir seberapa jauh penerapan PSBB jilid 2 DKI Jakarta akan berpengaruh bagi industri otomotif.

Namun ia masih berharap, tren penjualan mobil nasional masih bisa menunjukkan tren yang positif sampai tutup tahun nanti.

“Kita tunggu laporan dari para APM saja, harapannya ya angka penjualan tidak turun,” ujar Jongkie.

Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Belum revisi target, Gaikindo masih pegang target penjualan 600.000 unit