Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Kerugian Tempelkan Jari Tangan di Tuas Rem Motor hingga Cara Pengereman Darurat

Menempelkan jari tangan di tuas rem motor merupakan kebiasaan buruk pengendara motor. Kebiasaan tersebut bisa berdampak buruk bagi pengendara

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kerugian Tempelkan Jari Tangan di Tuas Rem Motor hingga Cara Pengereman Darurat
mpm-motor.co.id
Pengereman Motor 

Berbeda dengan motor yang sudah dilengkapi ABS, dalam kecepatan kencang, menekan rem dengan penuh pun ban tidak akan terkunci.

Sebab pembagian porsi cengkeraman rem sudah diatur oleh sistem.

"Kalau sudah pakai ABS, rem diremas dan kaki dibejek abis tidak apa-apa karenan nanti pengereman diatur oleh sistem," ujar Jusri.

Teknik Pengereman Berdasar Tingkat Kecepatan

Baca: Honda dan Gameloft Kenalkan Game Brio Virtual Drift Challenge di Ponsel Android

Baca: Honda Mulai Tak Bertaring di MotoGP 2020, Hilangnya Sosok Marc Marquez Jadi Penyebab

Jusri juga mengatakan, motor merupakan kendaraan yang tidak mengenal stabilitas saat bergerak.

Jadi menguasai motor yang kamu kendarai adalah hal yang wajib.

Teknik pengereman juga bisa didasari oleh tingkat kecepatan.

Instruktur safety riding terbaik binaan Astra Honda Motor (AHM) Dimas Satria yang turun di kelas 400 cc mengikuti The 18th Safety Japan Instructors Competition 2017 di Sirkuit Suzuka, Jepang.
Instruktur safety riding terbaik binaan Astra Honda Motor (AHM) Dimas Satria yang turun di kelas 400 cc mengikuti The 18th Safety Japan Instructors Competition 2017 di Sirkuit Suzuka, Jepang. (Tribunnews.com/Hasanuddin Aco)
BERITA TERKAIT

Ia mengatakan, jika kondisi motor pelan pada kecepatan di bawah 30 km/j, disarankan hanya mengandalkan rem belakang saja.

“Sebab rem depan terlalu pakem, terutama yang sudah disc brake (cakram). Saat pelan, memakai rem depan mudah sekali membuat roda terkunci, dan kalau terkunci motor bisa langsung rebah,” ujar Jusri.

Jika pada kecepatan 30-80 km/j, maka menggunakan kombinasi tiga rem, rem depan dan belakang, serta dibantu engine brake.

“Caranya, dapatkan engine brake dengan menutup gas, dan ketika kecepatan sudah mulai turun baru gunakan kedua rem (rem depan dan belakang) secara halus dan bertahap."

"Jika masih kurang cukup, maka aplikasikan engine brake tahap kedua dengan memindahkan gir ke posisi lebih rendah,” ujar Jusri.

Jika kecepatan sudah menurun hingga 30 km/j, maka bisa menggunakan rem belakang saja.

Ia juga menambahkan jika kecepatan sudah di atas 80 km/j yang sudah termasuk dalam kategori kencang.

“Ketika kita mau ngerem pada kecepatan di atas 80 kpj, maka yang pertama harus dilakukan adalah menutup gas, kemudian baru rem depan tunggal. Begitu kecepatan turun hingga 80 kpj, baru gunakan kombinasi tiga rem tadi,” katanya.

(Tribunnews.com, Renald) (Kompas.com, Aprida Mega Nanda/Ari Purnomo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas